MBC. Cerdas menghadapi jebakan diskon. Kalimat itu tepat sekali untuk menggambarkan nuansa diskon pada saat jelang Ramadan sampai mendekati lebaran, atau hari besar keagamaan lainnya.
Pastinya momentum itu akan dimanfaatkan pusat perbelanjaan atau supermarket untuk berlomba mendapatkan pembeli. Biasanya mereka akan memberikan diskon besar-besaran. Nah, biasanya kaum hawa suka tertarik dengan kata-kata ''diskon'' atau ''potongan harga'' atau ''promo'' atau ''Sale''.
''Tapi, sebaiknya jangan gampang tergiur dengan kata Diskon yang ditawarkan. Konsumen harus cerdas menyiasati jebakan diskon,'' kata Farid Wajdi, SH MHum, Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com, sesaat lalu, Rabu (24/7/2013).
Ditengarai, ada beberapa modus diskon yang perlu dihindari, misalnya dengan cara harga dinaikkan dulu. Barang cacat tersembunyi.
Persediaan/stok lama dijual lagi. Istilah kerennya adalah cuci gudang. Barang-barang yang menjadi stok lama dijual kembali dengan harga lebih murah.
Menjual makanan yang hampir kedaluwarsa. Diduga beberapa swalayan nakal memberi diskon makanan atau minuman yang mendekati tanggal kedaluwarsa.
''Menyangkut harga dinaikkan dulu, misalnya harga busana (baju) yang di tawarkan harganya adalah Rp.150.000. Jangan salah, mendekati bulan puasa biasanya harga itu akan dinaikan menjadi Rp.200.000. Pada posisi itu permainan harga dengan embel-embel diskon diterapkan, Diskon akan diberikan sebesar 25%, itu berarti harga sebenarnya adalah harga yang sama dengan harga sebelum diskon.''
Jadi, menurutnya, sebenarnya sama sekali tidak ada potongan harga.
''Ada lagi sistem promo jika membeli 1 maka akan mendapatkan 2 item. Sebenarnya barang tersebut memiliki harga sama dengan jumlah 2 item. Tapi, harga yang dibayarkan untuk satu produk tersebut, sama artinya dengan membeli dua produk. Ini jelas merugikan pembeli yang tak jeli.'' [ans]
KOMENTAR ANDA