Masalah pembebasan lahan yang berlarut-larut menjadi penyebab utama belum rampungnya proses pembangunan jalan arteri menuju Bandara Kuala Namu.
Alhasil, jalan sepanjang 14,5 Km dari Simpang Kayu Besar (Jalan Lintas Sumatera) terpaksa mengandalkan jalan yang sudah dikerjakan pada lahan-lahan yang tidak bermasalah lagi. Kondisi ini membuat jalur tersebut menjadi berliku-liku alias zig zag, sebab sebagian badan jalan sudah menerapkan empat lajur dua arah, namun sebagian terpaksa menyempit menjadi dua lajur dengan dua arah demi menghindari pembangunan di lahan yang masih sengketa.
"Kendalanya masih pembebasan lahan, secara umum pembebasan tanah itu sudah selesai, namun faktanya lahan-lahan tersebut masih dikuasai warga," kata Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN), Wijaya Seta, Jumat (19/7/2013).
Wijaya Seta mengakui, belum selesainya pembangunan Jalan Arteri menjadi empat lajur dua arah sesuai rencana akan berdampak pada kurang maksimalnya akses Bandara Kuala Namu melalui jalur ini. Namun ia yakin, dengan adanya dua jalur alternatif lain menuju Bandara Kuala Namu tidak akan menyulitkan akses masyarakat menuju bandara yang akan mulai beroperasi 25 Juli 2013.
"Masih ada akses lain dengan kereta api maupun jalur dari Tembung menuju Batang Kuis lalu masuk ke jalur arteri, meskipun kalau ini sudah empat lajur dua arah akan lebih maksimal sebenarnya," ujarnya.
Jalan arteri dari Simpang Kayu Besar, Tanjung Morawa menuju Bandara Kuala Namu dipastikan menjadi salah satu jalur paling sibuk berkaitan dengan beroperasinya bandara terseut. Namun, hingga saat ini pembangunan jalur tersebut belum sepenuhnya rampung akibat pembebasan lahan yang belum selesai. Bahkan jelang beroperasinya bandara tersebut, 25 Juli 2013, warga masih kerap melakukan aksi unjuk rasa sampai menutup akses jalan secara total. [hta]
KOMENTAR ANDA