Dame br Doloksaribu, Kepala SMP Negeri 2 Tanah Jawa dipolisikan karena meludahi wajah wartawan saat meliput di Kejari Simalungun, Selasa (16/7/2013) lalu. Sikap tak terpuji oknum kepsek itu sudah melecehkan profesi wartawan.
''(Alasan diadukan ke polisi) Biar jangan terbiasa. Kita bekerja profesional, seharusnya dihargai, bukan diludahi,'' ujar Imran Nasution, wartawan salah satu radio lokal kepada sejumlah rekannya sesama wartawan usai mengadu ke Mapolsek Bangun, Rabu (17/7/2013).
Imran mengatakan, sebagai seorang guru tidak sepantasnya Dame br Doloksaribu melakukan itu.
Sebelumnya, di hadapan petugas kepolisian Polsek Bangun, Imran Nasution mengatakan, saat itu dia sedang melakukan liputan dengan mendekatkan alat perekam suara miliknya, tiba-tiba Dame Doloksaribu langsung meludahi wajahnya dan bergegas pergi.
Begitu pun Imran tetap bersabar dan menanyakan maksud tindakan itu tapi Dame justru memegang dan mengarahkan bokongnya ke seluruh wartawan yang saat itu meliput dan disaksikan langsung pegawai Kejari Simalungun.
Selain Imran Nasution, salah satu wartawan televisi nasional Andi Siahaan juga melaporkan adik Anggota DPRD Simalungun Barita Dolok Saribu itu ke polisi.
Andi Siahaan dalam pengaduannya menyebutkan, Dame juga meludahi dan berusaha merusak handycame miliknya saat melakukan peliputan eksekusi petugas Kejari Simalungun terhadap Barita Dolok Saribu, terpidana kasus penganiayaan.
Menurut Andi Siahaan, saat itu, dia yang memegang handycame berada di posisi belakang atau tepatnya di dekat pintu belakang gedung Kejari Simalungun. Dame yang berjalan dan sudah meludahi wajah Imran kembali meludah ke arahnya. Beruntung, ludah Dame hanya mengenai handycame-nya.
Tak terima dengan sikap Dame, Andi mendekat dan bertanya kepada pelaku. Tapi bukannya mendapat jawaban, handycame yang digenggam Andi justru berusaha dirampasnya. Karena tak berhasil menariknya dari genggaman Andi, pelaku memukul dan mendorong-dorong handycame tersebut sambil melontarkan kata-kata kasar.
Tak sampai di situ, saat Dame br Doloksaribu meninggalkan gedung Kejari Simalungun dia kembali mempertontonkan sikap tidak terpuji. Dia memegang bokongnya kemudian mengarahkannya kepada sejumlah wartawan dan pegawai Kejari Simalungun.
Selanjutnya, dia naik ke mobil dan duduk tepat di samping supir. Lalu dia mengeluarkan separuh tubuhnya lewat jendela mobil sembari memegang sandal berwarna cokelat di tangan kanannya.
Kemudian dia berlalu dengan menjulurkan lidahnya ke arah wartawan. Spontan sikap bu kasek itu membuat para pegawai Kejari Simalungun dan wartawan terbahak-bahak.
Kapolsek Bangun AKP Hitler Sihombing sebagaimana disiarkan metrosiantar mengatakan, pengaduan wartawan sudah diterima secara resmi dan segera diproses.
Hitler juga mengatakan, masih memeriksa saksi. ''Kita pelajari dulu (kasusnya). Secepatnya kita proses.'' [ans]
KOMENTAR ANDA