Hingga kini keberadaan hilangnya 250 batang dinamit belum ada kabar, dan menjadi ancaman tersendiri bagi keamanan nasional.
Terkait hal tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai menegaskan sampai saat ini belum ada indikasi hilangnya 250 buah dinamit tersebut ulah terorisme.
"Belum ada bukti ke situ," ujar Ansyaad saat diskusi bertajuk "Perkembangan Pencegahan Terorisme" di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, (15/7/2013) malam.
Meski demikian, dirinya mengigatkan masyarakat untuk waspada mengingat tahun 2013 ini masih ada kemungkinan serangan terorisme yang terjadi.
"Potensi teroris di 2013, saya tidak bisa mengatakan tinggi atau rendah. Tapi, saya bisa katakan masih cukup berbahaya, kita perlu waspada dan tingkatkan kerjasama dengan semua elemen," ungkapnya.
Ansyaad menuturkan, ditahun 2013 ini berdasarkan data dari Lembaga Permasyarakatan (LP), terdapat sekira 300 orang Narapidana teroris yang selesai menjalani masa hukumannya. Sehingga, perlu meningkatkan kewaspadaan karena dikhawatirkan ada diantara mereka kembali ke kelompoknya.
"Kalau data dari LP lebih kecil dari Polri, karena LP berdasarkan putusan pengadilan, data saya hampir 900 orang napi," terangnya.
Terkait hal itu, pihaknya memiliki berbagai program, seperti klinik Pancasila, berupa penyuluhan yang dilakukan oleh para psikolog, dan ulama, serta kepolisian di dalam Lapas, serta kerja sama dengan mantan Napi teroris yang kini bermitra dengan BNPT.
"Tapi tetap yang paling efektif yakni penyuluhan yang dilakukan oleh mantan Napi teroris," pungkasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA