Manajemen PT PLN Sumatera Utara tak ingin disalahkan dalam kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan. Menurut General Manager PT PLN Sumut Dyananto, listrik di Rutan Klas I Medan itu sengaja diputus jauh sebelum kerusuhan itu terjadi karena menunggak pembayaran sekitar satu tahun.
"Kami menyadari PLN sedang dapat sorotan soal pemadaman. Tapi itu (menunggak) masalahnya," kata Dyananto saat berdialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut yang disebut "Suara Pengusaha" seperti disiarkan kantor berita Antara, Senin (15/7/2013).
GM PLN itu menjelaskan, selain menunggak, LP Tanjung Gusta itu juga sudah menggunakan beban di atas jumlah daya dalam kontrak. "Masalah itu sebelumnya sudah dibicarakan manajemen PLN dengan pihak lapas. Akan tetapi, memang belum ada solusi," katanya.
Ia berharap ada solusi untuk Lapas Tanjung Gusta itu ke depannya. Namun, dia tidak memerinci berapa besaran tunggakan Lapas Tanjung Gusta tersebut.
Menyoal keluhan pengusaha tidak adanya pemberitahuan soal pemadaman, dia mengatakan bahwa ada kalanya terjadi karena beban puncak, bahkan kelebihan daya sering terjadi tiba-tiba.
"Benar rencananya kalaupun ada pemadaman bergilir tiga jam sekali dan diinformasikan. Akan tetapi, nyatanya sering tidak terelakkan karena beban puncak terjadi tiba-tiba," katanya.
Ketua Apindo Sumut yang juga anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan Sumut, Parlindungan Purba, berharap ada solusi cepat dalam mengatasi masalah listrik, khususnya soal listrik di Lapas Tanjung Gusta.
"PLN harus terbuka dalam segala hal agar publik mengetahui permasalahan yang sebenarnya," katanya. [ded]
KOMENTAR ANDA