Sekitar 70 persen tempat salat umat muslim tidak mengarah ke kiblat.
Temuan ini berdasarkan hasil turun lapangan tim dari Kanwil Kemenag Sumatera Selatan ke sekitar 100 masjid dan musala yang ada di Palembang.
"Ada yang melenceng hanya satu derajat, tapi ada pula yang cukup jauh hingga 24 derajat," beber Jamilul Achmadi SAg selaku staf Pembinaan Syariat dan Sistem Informasi Bidang Urais Kanwil Kemenag Sumsel yang juga anggota badan hisab dan rukyat Sumsel.
Seperti dilansir dari JPNN, Senin (15/7/2013), di Sumsel ada 6.762 masjid, 4.547 langgar, dan 3.006 musala. Dikhawatirkan, masih banyak yang tidak mengarah ke kiblat.
"Kita atau tim pengukur kiblat dari Kemenag kabupaten/kota memang bisa diminta membantu mengukur arah kiblat yang benar. Tapi kalau mau melakukannya sendiri pun bisa, yakni pada 16 Juli ini," katanya.
Sebetulnya, lanjut Jamilul, tanpa ilmu macam-macam pun umat Islam di Sumsel, khususnya pengurus langgar, musala dan masjid dapat dengan mudah menyesuaikan arah kiblat.
"Cukup melihat bayangan benda apa pun yang dalam posisi tegak lurus. Bisa tongkat, pohon, tiang listrik bahkan tiang rumah. Garis lurus dari arah bayangan benda yang menghadap matahari itulah artinya arah kiblat yang akurat," terangnya.
Menurutnya, pukul 16.28 WIB di Sumsel bertepatan dengan pukul 12.28 WIB di Mekah.
"Ada jam dan menit itu, posisi matahari tepat berada di atas Kabah (Rashdul Qiblat),” katanya pula.
Bayangan dari benda tegak lurus itu muncul karena terkena sinar matahari yang pada saat itu posisinya tepat di atas Kakbah.
"Kita tinggal berdiri di ujung bayangan, menatap lurus ke arah benda tegak lurus itu yang searah dengan matahari. Itulah arah kiblat yang benar," tuturnya.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA