Para pemimpin Amerika Selatan Latin, Jumat (11/8/2013)menyampaikan pesan keras kepada Washington menyangkut dugaan-dugaan Amerika Serikat memata-matai kawasan Amerika Selatan.
Pernyataan keras itu juga disampaikan berkaitan hak-hak mereka memberikan suaka kepada buronan Amerika Serikat, yang merupakan bekas pegawai kontrak badan intelijen negara itu, Edward Snowden.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada penutupan pertemuan tingkat tinggi itu mengatakan blok Amerika Latin akan mengeluarkan pernyataan resmi yang menentang kegiatan mata-mata Amerika Serikat di kawasan tersebut dan menegaskan hak suaka sebagai hak-hak mendasar.
"Kasus spionase global ini telah mengguncang kesadaran rakyat Amerika Serikat dan telah membuat marah dunia. Hal itu menegaskan masalah kunci soal etika politik." ujar Maduro.
Semenyata itu Prsiden Brasil, Dilma Rousseff juga ikut mengecam tuannya, Amerika serikat.
"Tindakan spionase apapun yang melanggar HAM, di atas semua hak dasar tentang kerahasiaan pribadi dan yang bersifat mengecilkan kedaulatan negara, harus dikutuk negara manapun yang menyatakan dirinya demokratis," kata Presiden Brasil, Dilma Rousseff, kepada para wartawan saat tiba di tempat pertemuan.
Rousseff, yang dipenjara dan disiksa di bawah kekuasaan militer di Brasil awal '70an, mengatakan, masalah HAM penting bagi negara-negara Amerika Latin yang pernah hidup di bawah kekuasaan diktator selama bertahun-tahun dan sekarang telah menjadi negara-negara demokratis.
Pertemuan itu berlangsung di tengah laporan-laporan yang muncul, Snowden berencana meminta suaka sementara kepada Rusia. Para pemimpin berhaluan kiri di Venezuela, Bolivia, dan Nikaragua telah menawarkan suaka bagi Snowden.
Para pemimpin di Amerika Latin memperlihatkan kemarahan terhadap laporan-laporan yang mengatakan, NSA telah menargetkan sebagian besar negara di kawasan itu dalam program mata-mata dengan melakukan pengintaian terhadap lalu lintas internet; terutama di Kolombia, Venezuela, Brasil dan Meksiko.
"Inilah dunia tempat kita tinggal; dunia dengan penjajahan bentuk baru," kata Presiden Argentina, Cristina Fernandez, dalam pidato penutupan yang disampaikannya di Montevideo.
Sekedar mengingatkan, kasus ini bermula dari pengungkapan bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat yang kini buron, Edward Snowden. [hta]
KOMENTAR ANDA