post image
KOMENTAR
MBC. Kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan menunjukkan ketidakmampuan Kemenkum HAM membenahi manajemen Lapas. Rangkaian inspeksi mendadak Wamenkum HAM Denny Indrayana ke sejumlah Lapas selama ini hanya sekadar show yang tidak menyelesaikan persoalan.

Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menjelaskan, dari data yang ada, Potensi rusuh atau perlawanan warga binaan Lapas Tanjung Gusta sudah terlihat begitu nyata. Sebab, Lapas itu dihuni 2.660 narapidana dan tahanan, sementara kapasitas tampungnya hanya 1.054 narapidana.  
 
"Jelas Wamenkum HAM sama tidak peduli pada potensi perlawanan warga binaan di Lapas Tanjung Gusta. Padahal, orang bodoh sekalipun paham dan sadar bahwa penampungan yang melebihi kapasitas selalu mengandung resiko alias bom waktu. Dan, bom waktu di Lapas Tanjung Gusta sudah meledak," ujar Bambang di gedung DPR Jakarta, Jumat (12/7/2013).
 
Menurutnya, kesalahan tidak bisa sepenuhnya dituduhkan pada petugas Lapas semata. Manajemen Lapas hanya disiapkan untuk mengawasi dan melayani 1.054 napi, bukan 2.660 napi dan tahanan. Bambang menengarai pihak manajemen Lapas Tanjung Gusta sudah mengeluhkan masalah itu, namun tidak ditanggapi Kemenkum HAM.

Padahal, mengawasi dan melayani lebih dari 2.500 napi dan tahanan bukan pekerjaan sederhana. Apalagi, beberapa diantaranya berstatus napi teroris.

"Pertanyaan saya, apa saja hasil sidak Wamenkum HAM ke sejumlah Lapas selama ini. Kalau rangkaian sidak Denny itu produktif, kelebihan kapasitas di Lapas Tanjung Gusta mestinya sudah dibenahi sehingga perlawanan warga binaan tidak terjadi," jelas politisi Partai Golkar itu sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online. [ans]

Polsek Hamparan Perak Tangkap Remaja Diduga Geng Motor

Sebelumnya

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal