Kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta Medan, Kamis (11/7/2013) malam, menyebabkan suasana mencekam. Warga sekitar enggan keluar rumah. Mereka langsung menutup pintu rumah rapat-rapat.
Bahkan tak sedikit warga yang membatalkan rencana untuk melaksanakan shalat tarawih. "Saya tak jadi tarawih. Jaga anak-anak di rumah," ujar Nurhasanah warga di Kecakatan Medan Helvetia.
Kekhawatiran ibu dua anak itu dipicu merebaknya isu pelarian 200-an tahanan dari LP Tanjung Gusta Medan. Informasi tersebut membuat suasana komplek LP Tanjung Gusta, yang tepat bersebelahan dengan LP, kian mencekam. Pasalnya warga yang bermukim takut para tahanan yang kabur mencoba berbuat anarkis kepada mereka.
"Pas tau mereka kabur, kami langsung tutup pintu semua bang. Takut lah kami jadi sasaran berikutnya," ujar warga lainnya, Boru Sitepu yang tinggal di sekitar kompleks LP.
Menurutnya, peristiwa kerusuhan di LP Tanjung Gusta dipicu karena istrik dan air di dalam LP sering mati. Akibatnya seluruh tahanan yang hendak mandi dan menunaikan ibadah menjadi terganggu.
"Yang aku tau Nak, jam 5 pagi tadi (Kamis-red) mereka udah pada ribut karena listrik dan air mati. Jadi malam inilah puncaknya mereka berontak," ungkapnya.
Pantauan MedanBagus.Com, Kamis malam (11/7/2013), di luar halaman Lembaga Pemasyarakatan (LP) Dewasa Tanjung Gusta Medan, penghuni lapas terlihat melemparkan batu dari arah dalam dan mencoba untuk menerobos keluar. Sementara terlihat jelas dari luar Lapas, api muncul dari Blok A atau Klinik, dimana Blok tersebut juga dihuni puluhan tahanan. [ded]
KOMENTAR ANDA