Kegiatan simulasi untuk sinkronisasi seluruh pihak yang terlibat dalam pengoperasian Kuala Namu Internasional Airport berlangsung sejak pagi hingga sore tadi, Sabtu (6/7/2013).
Simulasi yang dimulai pukul 09.00 WIB itu dimulai untuk sesi situasi normal dengan memberangkatkan penumpang untuk tiga pesawat yang berkisar 600 orang.
Ketua Simulasi Pengoperasian KNIA Jamal Amir Senin mengatakan simulasi ini melibatkan semua stakeholder mulai dari Costum Imigration Quarantina (CIQ), yakni Bea dan Cukai, dan imigrasi, para airlines, ground handling, kepolisian atau security, dan penumpang untuk tiga pesawat.
Namun simulasi calon penumpang ini hanya sampai pada tahap menunggu di boarding room, tidak ada aktivitas naik atau turun dari pesawat. Berdasarkan hasil simulasi, tidak ada kendala yang terlalu berarti. Penumpang dapat terlayani dengan cepat, sebab sistemnya lebih baik dan bandara juga lebih luas dibanding Bandara Polonia.
Sementara untuk simulasi tarif argo taksi dari Medan menuju Bandara Kuala Namu di Deli Serdang rata-rata berada di kisaran Rp 130 ribu.
Dari beberapa unit taksi yang diberangkatkan dari berbagai titik potensial di Kota Medan seperti Hotel Santika Dyandra, Hotel Grand Aston City Hall, Grand Angkasa dan dari Bandara Polonia, Medan, argo yang tercatat hampir semuanya menunjukkan angka pada kisaran harga tersebut. Sedangkan waktu tempuhnya juga hampir sama yakni di kisaran waktu 60 menit atau 1 jam.
Selain taksi, berbagai jenis moda angkutan lain juga diikutsertakan dalam simulasi. Diantaranya, kereta api, bus dan mobil pribadi. Waktu tempuh tercepat tetap dimiliki kereta api yang hanya menempuh perjalanan 30-45 menit. Sementara bus dan mobil pribadi hampir sama dengan armada taksi.
"Kecepatan rata-rata sekitar 60 Km per jam sementara Jarak Medan-Kualanamu sekitar 35 Km, bang," kata Febri, salah seorang sopir taksi.
Diketahui, pihak Angkasa Pura II menggelar simulasi operasional Bandara Kuala Namu Internasional. Hal ini dilakukan jelang beroperasinya bandara tersebut pada tanggal 25 Juli 2013 mendatang.
Simulasi dimulai, di antaranya dari daerah persiapan sebelum fly over dan stasiun kereta api yang akan berjejer 5 bus, 20 taxi, 20 mobil, dan 40 sepeda motor.
"Kemudian masuk chek in area, tenan, dan barcode hingga perencanaan atau pengaturan, penempatan parkir pesawat atau penggunaan avio bridge, arivval hall domestik, bagagge claim dan pengambilan trolley, informasi kedatangan pesawat, lokasi counter taxi atau bus dan parkir kendaran penjemputan dan lainnya, dan keberangkatan kereta api serta penjemputan dari stasiun KA ke Polonia," papar Jamal. [yhu]
KOMENTAR ANDA