MBC. Sepertinya persentase partisipasi dan perhatian masyarakat terhadap Pemilu sebagai ajang pesta demokrasi makin menurun saja. Padahal ini penting untuk menentukan arah negara ini ke depan. Diduga banyak partai gagal membangun kepercayaan rakyat.
"Dulu tingkat partisipasi Pemilu 1999, 80 persen. Pemilu 2004, 70 persen dan Pemilu 2009 di bawah 70 persen. Ini bahaya untuk kualitas demokrasi,'' ujar dosen Fisip UIN, Jakarta Ahamd Bakir Ihsan dalam Diskusi Publik Membangun Indonesia Melalui Pemilu 2014 yang Demokratis, Jujur dan Damai di kampus UIN Jakarta, kemarin.
Menurut dia, parpol harus mendorong peningkatan partisipasi politik masyarakat. Artinya parpol perlu memperbaiki citra mereka yang cenderung negatif.
"Masyarakat tidak merasakan kehadiran partai. Ini karena partai hanya sibuk pada Pemilukada atau menjelang Pemilu saja," sindir Bakir yang juga Staff Khusus Presiden RI ini.
Selain itu, kata Bakir seperti dikutip dari Rakyat Merdeka Online, banyak partai tidak mampu membangun kepercayaan publik.
Misalnya, sebutnya pula, partai Islam yang harusnya memiliki ikatan emosional keagamaan nyatanya hanya bisa jadi partai menengah saja.
"Itu artinya partai politik gagal membangun kepercayaan mereka," katanya.[ans]
KOMENTAR ANDA