Hingga kini gempa susulan berskala kecil masih terus dirasakan warga yang bermukim di Kabupaten Bener Meriah. Kondisi ini menyebabkan warga masih enggan untuk kembali pulang ke rumahnya. Menurut Junaidi (37), warga Desa Sukarame Atas, Kecamatan Wih Pesam kepada MedanBagus.Com, Rabu (3/7/2013), sampai saat ini dia dan keluarganya masih berada di lokasi pengungsian.
Junaidi bilang, kerusakan di Desa Suka Rame diperkirakan mencapai 80 persen. Kerusakan paling parah, lanjut dia, diderita warga yang memiliki bangunan rumah tembok permanen. Sedangkan rumah yang terbuat dari kayu tidak mengalami kerusakan berarti.
"Kontur tempat tinggal kita itu kan di pegunungan. Banyak rumah yang dibangun di tepi lereng. Rumah yang dibangun dengan tembok semuanya hancur, tapi yang dari kayu, tidak," ujarnya ketika dihubungi.
Lelaki yang sehari-harinya menjadi petani kopi itu juga menambahkan hingga kini akses ke Desa Suka Rame masih terputus. Di Singgah Mata, kata dia, jalan terputus karena tertimbun longsoran tebing.
"Kalau mau ke Suka Rame atas tidak bisa masuk dari Simpang Tritid tetapi harus melewati Suka Rame Bawah," tambahnya.
Sementara itu, Junaidi yang tak hanya mengalami kerugian benda juga harus menerima keadaan putrinya Moura (9). Siswa kelas dua SD itu harus dilarikan ke RS Datuk Beru Takengon karena mendapat luka akibat kejatuhan batako rumahnya.
"Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Datuk Beru Takengon malam tadi, sudah harus kembali ikut dengan kita. tadi malam dia ikut tidur di halaman rumah," terang dia.
Dia berharap agar bantuan logistik dan tenda segera didatangkan. Mengingat menjelang malam ini warga korban gempa harus tidur di halaman rumahnya untuk menjaga harta yang tersisa di balik puing-puing bangunan rumah.
"Di sini dinginnya melebihi Brastagi. Kalau bisa segera kirim bantuan tenda dan selimut," ujar dia. [hta]
KOMENTAR ANDA