Peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Ritcher mengguncang wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa (2/7) tadi siang jadi kesan tersendiri bagi para peserta Senior Official Meeting (SOM) III di Hotel Grand Aston Medan.
"Di dalam ruangan terasa sekali," kata Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri, Priatna, Selasa (2/7/2013).
Seluruh peserta yang berasal dari berbagai negara itu panik ketika gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB.
Sebagian peserta langsung bangkit dari kursi kemudian meninggalkan ruang seminar. Sementara peserta lain kebingungan dan hanya berdiri menunggu intruksi pihak hotel.
Guna mengantisipasi hal tak diinginkan, pihak hotel mengevakuasi peserta semiar APEC ke halaman tengah melalui tangga darurat. Mereka dievakuasi ke halaman hotel yang berada di Jalan Balai Kota ini.
Sekretaris Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Drs Ismail Cawidu merupakan salah seorang peserta di pertemuan APEC itu. Dalam pengakuannya, saat mengisi seminar, dia merasakan gempa cukup kuat di dalam ruangan.
"Saya lihat lampu di dalam ruangan bergoyang keras. Saya kira itu bukan goyang biasa atau karena angin," ujar Ismail Cawidu.
Pengakuan serupa disampaikan Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri PLE Priatna. Katanya, saat gempa terjadi para peserta dibantu keluar oleh petugas hotel.
"Kita pasrah saja dibantu keluar oleh petugas security hotel," kata Priatna.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menginformasi, gempa terjadi pada pukul 14.37 WIB dengan kedalaman 10 kilometer.
Pusat gempa itu berada 35 km Barat Daya Kabupaten Benermeriah atau 43 km tenggara Kabupaten Bireuen atau 181 km tenggara Banda Aceh.
Data BNPB, kata Sutopo memastikan gempa itu tidak menimbulkan potensi tsunami. Namun goncangannya terasa sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat di Kabupaten Benermeriah hingga Banda Aceh. [yhu]
KOMENTAR ANDA