Pansus kelistrikan DPRD Provinsi Sumatera Utara akan segera mengaudit pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Sumatera Utara. Sebab tidak ada satupun pembangkit listrik di Sumut yang selesai sesuai jadwal, sehingga masalah krisis listrik tidak bisa teratasi.
Ketua Pansus Kelistrikan DPRD Sumut, Ajib Shah mengatakan, pihaknya sangat kecewa dengan kinerja PLN Sumbagut karena tidak menunjukkan kinerja maksimal untuk mengatasi krisis listrik di Sumut. Hal itu terindikasi dengan tidak kunjung beroperasinya sejumlah pembangkit listrik di sumut.
"Tidak ada pembangkit di Sumut yang dibuat selesai sesuai jadwal. Makanya Pansus kelistrikan akan mengaudit secara keseluruhan pembangkit-pembangkit yang ada di Sumut," kata Ajib kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut, Senin (1/7/2013).
Dia menjelaskan, sejumlah pembangkit yang akan diaudit diantaranya, PLTU Sicanang karena kondisi mesinnya tidak pernah bagus, PLTU Pangkalan Susu kapasitas 2x200 MW yang sedang dalam proses pembangunan. Proyek itu seyogianya beroperasi tahun 2011, tapi hingga kini masih tersendat. Bahkan, informasi terakhir menyebutkan PLTU tersebut baru bisa beroperasi tahun 2014 mendatang.
Kemudian, PLTA Asahan III yang hingga kini masih tersendat pembangunannya karena masalah lahan. Padahal menurut Kepala Pembangkitan Sumut, Nasri Sebayang sebelumnya mengatakan sudah tidak ada lagi persoalan lahan untuk proyek tersebut.
"Mereka ini sengaja memberi keterangan simpang siur untuk menutupi kebohongannya," tegas politisi dari Fraksi Golkar ini.
Ajib menambahkan, pembangkit lain yang akan diaudit adalah PLTU Nagan Raya kapasitas 2x100 MW yang direncanakan bisa menyuplai daya untuk Sumut Desember tahun ini. "Kita lihat saja nanti, benar tidak Desember ini bisa masuk," ujarnya.
Pembangkit lain yang juga tidak beroperasi sesuai jadwal adalah PLTA Lau Renun di Dairi kapasitas 2x45 MW dan pembangkit listrik swasta PLTP Sarulla kapasitas 3x110 MW yang hingga kini terbengkalai karena belum ada kesesuaian nilai jual dengan PLN.
Selanjutnya yang paling miris adalah PLTU Labuhan Angin kapasitas 2x115 MW karena sejak dioperasionalkan tahun 2009 lalu, tidak bisa maksimal karena mesin pembangkit selalu membutuhkan perbaikan. Sejak dioperasikan, PLTA Labuhan Angin hanya bisa menyuplai daya maksimal 80 MW.
Mengutip ucapan Menteri Dahlan Iskan yang menyebutkan Labuhan Angin ini bayi yang lahir cacat dan asupan gizinya salah, Ajib Shah, berharap Meneg BUMN, Dahlan Iskan bisa menjadi penyelamat kelistrikan Sumut.
"Saya berharap Pak Dahlan Iskan selaku Meneg BUMN dapat menjadi penyelamat kelistrikan Sumut. Kita sudah tidak percaya lagi dengan instrumen PLN di daerah dan Jakarta. Sudah ribuan alasan mereka berikan, tapi hasilnya bohong. Karenanya, Pansus Listrik DPRD Sumut akan meminta audit seluruhnya pembangkit-pembangkit listrik yang ada di Provinsi Sumut ini," pungkasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA