Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara, Kusnadi, mengecam statemen Manager Distribusi Wilayah PT PLN (Persero) Wilayah Sumut, Hidayat Pane, soal penyebab pemadam listrik di Medan karena ranting menyetuh kabel listrik.
Kusnadi menilai, statemen petinggi PLN tersebut arogan karena hanya memikirkan kepentingan bisnis PLN semata, bukan kebutuhan kota secara umum.
"Itu statemen arogan. Cara pandangnya salah. Sebuah kota justru membutuhkan ruang terbuka hijau. Malah di Undang-undang mensyaratkan harus 30 persen ruang terbuka hijau," ujar Kusnadi sesaat lalu kepada Medanbagus.Com, Jumat (26/6/2013).
Dia juga menyayangkan cara berpikir seorang pemimpin di level manajer di tubuh PLN itu. Menurutnya, dalam situasi bagaimana pun, alasan faktor pepohonan penyebab pemadaman tak perlu disampaikan.
"Sama dengan membuka borok sendiri itu. Karena yang salah rancangan awal PLN kenapa memasang kabel-kabel seperti tiang jemuran. Itu paham yang konvensional yang sudah ditinggalkan kota-kota besar lainnya," tukas Kusnadi.
Kusnadi bilang, semestinya PLN mencarikan solusi mengenai keberadaan kabel-kabel di tengah kota, bukan justru menyalahkan pepohonan.
"Di kota-kota besar itu, tidak ada lagi kabel-kabel melintang di udara. Semua ditanam, seperti kabel optik perusahaan selular. Mestinya solusi itu yang dipecahkan PLN bukan menyalahkan yang lain," pungkasnya.
Diketahui, Hidayat Pane mengungkapkan penyebab pemadaman listrik di rumah pelanggan tak hanya akibat kondisi pembangkit yang rusak namun faktor cuaca ekstrim dimana banyaknya pepohonan yang tumbang.
Menurut Pane, dari sisi kepentingan PLN di Kota Medan tak perlu ada pohon-pohon. "Bahkan kalau kalau diberi izin penebangan, kita sudah tebang semua itu. Cuma itu kan tidak boleh. Izin penebangan pohon ada di Dinas Pertamanan. Kalau perlu, tak perlu ada pohon di Medan ini," kata Pane dalam sesi tanya jawab di sela-sela kunjungan ke mesin Pembangkitan Sumatera Utara di Sicanang, Belawan siang tadi. [ded]
KOMENTAR ANDA