Dalam Sidang Paripurna kemarin Selasa, (25/6/2013), DPR batal mengesahkan RUU Ormas menjadi UU Ormas karena menuai banyak protes, termasuk dari massa organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.
RUU Ormas, kata Ketua DPP Partai Bulang Bintang (PBB), Tumpal Daniel, memang hanya menambah masalah saja dan tidak perlu sama sekali.
RUU ini pun hanya menumbuhkan rasa kecurigaan antara-elemen bangsa serta tidak sehat untuk masa depan bangsa yang memerlukan kerukunan dan kebersamaan antar-golongan. Ormas pun menjadi salah satu pilar bangsa yang harus lebih diperbanyak dan dikuatkan.
"Jadi tidak benar bila pemikiran untuk menafikan atau menganaktirikan pilar bangsa ini dikembangkan. Jangan membuat pengotakan peran dan fungsi setiap pilar yang ada di masyarakat," kata Daniel sesaat lalu Rabu, (26/6/2013).
Daniel mengingatkan banyak ormas di Indonesia yang tidak bermasalah, sehingga RUU Ormas
memang tidak perlu, serta DPR dan pemerintah tidak perlu mengganggu eksistensi ormas selama tidak berbuat makar serta
membahayakan rakyat. Apalagi, dalam kadar tertentu, bahkan banyak ormas yang siap menjadi pembela negara dan berkontribusi di masyarakat.
"Yang pokok saat ini adalah semua harga kebutuhan pokok naik akibat kesalahan pemerintah," ungkap Daniel, menyinggung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Bila ada ormas yang disusupi kepentingan asing, lanjut Daniel, maka cukup ormas itu saja yang diawasi oleh pemerintah, dan peraturan itu cukup memadai. Bukan malah memojokkan ormas-ormas keagamaan dan ekspresi berserikat masyarakat lainnya yang tumbuh dari akar budaya.
"Jangan utak-atik ormas yang sebenarnya tidak bermasalah. Dan kita harus hati-hati dengan titipan asing," ujar Daniel sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online. [ans]
KOMENTAR ANDA