
Wakil ketua bidang UMKM Kadin Sumut, Ichsan Taufik kepada MedanBagus.Com, Selasa (25/6/2013) mengatakan, pemadaman lampu ini sangat merugikan dan membunuh pelaku industri dan pelaku usaha.
"Kerugian memang tak bisa kami taksirkan, tapi memicu instabilitas harga diperkirakan rata-rata penurunan 20%. Dari usaha UKM, satu masalah paling besar dampak pemadaman listrik adalah pelaku usaha jasa travel dan percetakan yang sangat mengganggu pendapatan mereka. Sehingga separuh laba habis karena BBM naik. Tapi mereka masih tetap bertahan karena mereka mempunyai tabungan," terangnya.
Ichsan menilai seperti ada kelicikan PLN mengenai pemadaman listrik belakangan ini.
Sebab, selidik Ichsan, PLN kini sering melakukan pemadaman namun dibarengi dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).
"Sungguh saya sangat menyesalkan adanya pemadaman lampu ini, apalagi untuk para UKM. Mereka sangat merugi, sudah berapa puluh juta para pelaku usaha harus menambah biaya operasional karena harus menggunakan genset. Sementara pembayaran listrik tidak boleh telat, biaya produksi jadi bertambah. Hitung saja tiap mati lampu mereka harus mengeluarkan uang untuk pembelian bensin mengisi genset, bisa dihitung sudah berapa kerugian bagi para pelaku usaha," tambahnya.
Serupa, pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan Muhammad Ishak mengatakan, dampak pemadaman listrik belakangan ini selain dirasakan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah, juga akan dirasakan masyarakat lain.
Ishak menilai padamnya lampu beberapa hari ini di Kota Medan, dikarenakan borosnya penggunaan arus listrik untuk penerangan lampu jalan raya yang tidak semestinya. Akibatnya penerangan untuk permukiman warga menjadi terhambat.
"Saya melihat sepertinya pemadaman lampu akhir-akhir ini bukan karena alasan adanya kekurangan daya dan generator sudah tua. Tetapi adanya pemborosan energi yang berlebihan. Seperti kita lihat, di depan rumah walikota lampu terang benderang, untuk apa? Kan bisa diberikan kepada warga yang lebih memerlukan terutama para pelaku usaha," ungkapnya. [ans]
KOMENTAR ANDA