Demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah kota, di antaranya Makasar, Palopo, dan Samarinda diwarnai kericuhan dengan aparat kepolisian.
Selain bersikap represif, menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, polisi juga diduga menggunakan preman bayaran untuk membubarkan demo mahasiswa. Ia mencontohkan, dalam demonstrasi di Makasar, Senin (17/6/2013) lalu, para preman tiba-tiba muncul dari belakang barikade polisi dan menyerang mahasiswa.
"Polisi bukannya mengusir para preman, tapi malah membiarkan lalu mundur dan menjadi penonton," terang Neta melalui rilis yang diterima Rakyat Merdeka Online, Minggu (23/6/2013).
IPW, lanjut dia, sangat menyesalkan cara-cara yang dilakukan polisi dalam menangani aksi demo ini. Ia pun mengingatkan, penggunaan preman dalam mengatasi aksi demo mahasiswa bisa memicu konflik horizontal di masyarakat kian meluas. Apalagi para preman tersebut memprovokasi warga sekitar agar ikut melempari mahasiswa. IPW mendesak Kapolri segera memerintahkan para kapolda dan kapolres untuk menghentikan penggunaan preman dlm atasi demo mahasiswa.
Demo menolak kenaikan harga BBM selama seminggu terakhir terjadi di 62 kota. Dalam aksi itu ada 229 mahasiswa ditangkap dan kini sdh dibebaskan, kecuali di Medan msh ditahan 14 mahasiswa. IPW mendesak agar mahasiswa tersebut dibebaskan. Selain itu ada 118 mahasiswa luka yg sebagian besar akibat dipukuli dan ditembaki polisi dengan peluru karet, dan 18 di antaranya masih dirawat di RS. Jumlah polisi yang luka sembilan orang. Dalam aksi itu ada empat kantor polisi dibakar mahasiswa, satu di Jakarta, satu di Kendari, dan satu di Medan.
Wartawan pun ikut jadi korban keberingasan polisi, yakni reporter Trans Tv di Jambi (luka tembak di pelipis), Andi Nugroho, wartawan Alikindi Ternate (luka tembak di kaki), dan Ismed wartawan Kendari Express (luka pukulan di pelipis).
Kota yang paling rawan dan polisinya paling ceroboh dalam mengatasi aksi demo adalah Medan, Jambi, dan Ternate. Hanya di kota Medan yamg demonstran terbiarkan membakar KFC dan polisi tidak mengantisipasinya. Sedangkan kota besar yang paling aman dan damai aksi demo mahasiswanya adalah Semarang, Surabaya, dan Bandung.
"Polri diharapkan melakukan deteksi dan antisipasi dini secara maksimal. Sebab beberapa hari ke depan aksi demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM masih akan marak," demikian Neta.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA