Petani di Desa Sianipar Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) kini meradang. Pasalnya di daerah itu kini sedang musim kemarau dan angin kencang. Akibatnya, tanaman padi yang memasuki masa berbuah telat.
Rosianna, salah seorang petani di Desa Sianipar, Jumat (21/6/2013) mengatakan, kini areal persawahan mereka menjadi kering karena musim kemarau.
''Persawahan kering karena musim kemarau. Debit air semakin berkurang, sehingga tidak sanggup mengairi seluruh persawahan,'' ujarnya.
Menurut dia, saat ini tanaman padi harusnya sudah memasuki masa berbuah, namun karena tidak ada air, akhirnya mengalami keterlambatan. Usia padinya saat ini sudah memasuki bulan kedua, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda batang padi berbuah.
''Sudah sebulan lebih hujan tidak pernah turun, sehingga aliran irigasi dari hulu di Desa Aekbolon mengalami penurunan drastis. Kami sudah berupaya untuk mendapatkan air agar bisa teraliri hingga ke daerah ini, tetapi karena begitu banyaknya petani yang mengalami nasib serupa, akhirnya air irigasi tidak sanggup menjangkau ke areal ini,'' keluhnya.
Kendala serupa juga disampaikan petani lainnya, Barita Panjaitan. Dia mengatakan, persawahan seluas 12 rante saat ini sudah kering dan retak akibat satu bulan tidak pernah dialiri air. Menurut dia, selama satu bulan berturut dia telah berupaya memasukkan air baik siang dan malam, namun hal itu tidak membuahkan hasil.
''Hampir setiap malam saya tidur di sawah ini untuk menjaga air bisa mengalir di persawahan saya, tapi tidak juga menghasilkan. Tanaman padi saya sekarang sudah memasuki usia dua bulan, tapi belum ada pertanda padi akan berbuah,'' katanya seperti dikutip dari metrosiantar. [ans]
KOMENTAR ANDA