post image
KOMENTAR
Lasman Manurung (63), tiba-tiba menggelepar dalam minibus penumpang travel Palapa jurusan Medan-Tarutung, Jumat (21/6/2013). Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit dr Djasamen Saragih, namun nyawa wartawan Lentera Indonesia ini tak tertolong.

Informasi dihimpun, korban sempat dibawa ke Mapolres Siantar dalam keadaan kritis sekitar pukul 17.30 WIB, menggunakan bus penumpang Palapa. Peristiwa itu sontak mengejutkan sejumlah petugas jaga dan melarikan korban ke Rumah Sakit dr Djasamen Saragih. Tak sampai 15 menit, nyawa korban tak tertolong.

''Kami ketakutan dan bingung, makanya kami bawa ke kantor polisi,'' kata Hendri Purba (35), supir minibus Palapa, saat ditemui di sekitar kamar mayat RSUD Djasamen Saragih.

Menurut Hendri, korban tiba-tiba menggelepar akibat susah bernapas saat melintas di Jalan SM Raja, Siantar Marihat. Hal itu diketahui ketika salah seorang penumpang Sappe Silaban (40), yang duduk persis di dekat korban, mendadak berteriak minta tolong.

Setelah dicek, ternyata korban menggelepar seraya menjamah bagian dada. Tak ayal membuat 13 penumpang lainnya ketakutan.

Bahkan atas saran penumpang, Hendri mengarahkan mini bus yang dikendarainya menuju Polres Siantar hingga memberitahu petugas.

''Bingung bercampur panik. Apa boleh buat, waktu ditangani dokterpun tak bisa juganya,'' kata Hendri yang seogiyanya membawa korban menuju Balige.

Sebab, masih Hendri didampingi kondekturnya, Bendry Manik (29), korban yang belakangan diketahui penduduk Jalan Kapten Muslim, Kelurahan Helvetia Timur, Medan ini, naik dari terminal Amplas dan mengaku hendak ke Balige. Bahkan tidak ada tanda-tanda sakit hingga singgah di Pasar Bengkel, Perbaungan sekitar satu jam lamanya.

Selama istirahat itu pula, korban tidak terlihat makan dan hanya berjalan disekitar warung. ''Mulai dia (korban) naik ke mobil sampai kami istirahat di Pasar Bengkel, baik-baik ajanya dia,'' kata Bendry.

Berbeda dengan Sappe Silaban (40), penumpang yang duduk persis di samping korban, mengaku saat perjalanan dari Pasar Bengkel, korban sudah mengeluhkan sakit badan dan hendak tidur.

Begitu pun, tidak ada komentar yang diberikannya hingga melihat korban tertidur lelap sampai ke Kota Siantar.

Namun saat melewati eks terminal Suka Dame di Jalan SM Raja, Siantar Utara, korban bangun dan mengeluhkan sakit di bagian dada.

Malah korban yang duduk persis di samping jendela kanan, sempat membuka kaca jendela dan membuka kancing baju. Tapi tiba-tiba saat hendak mendapatkan Simpang II, korban menggelepar seolah susah bernapas. Malah saat ditanya, korban hanya menepuk dada berulang-ulang.

Saat itulah, Sappe warga Lagu Boti, Tobasa, ini minta tolong pada supir.

''Kutanya tapi dia tetap menggelepar sambil dipukul-pukul dadanya. Aku bingung makanya minta tolong sama supir,''kata Sappe.

Salah seorang keluarga korban, Robinson Samosir (34), tidak mengetahui jelas tujuan korban ke mana. Dia mendapat kabar setelah ditelepon keluarganya dari Medan, yaitu istri korban N br Sihombing.

''Aku tak tau mau ke mana dia (korban). Tapi kalau pengakuan keluarga dari Medan, tulang ini mau ke Balige menghadiri undangan,'' cetus Robinson.

Korban merupakan pensiunan PNS yang menangani Kawasan Industri Medan (KIM) di Kelurahan Mabar. Setelah pensiun, ia bergelut di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) hingga akhirnya terjun ke dunia jurnalistik menjadi wartawan Lentera Indonesia. Beberapa kali pernah ke Siantar, Tobasa, Samosir dan Langkat.

''Tulang ini tak pernah sakit. Sudah ke mana-mana ini dan gigih bekerja,'' puji Robinson.

Adapun barang-barang korban yang ditemukan dalam bus adalah tas berisi pakaian dua pasang, jas, serta beberapa buku catatan. Sedangkan uang hanya ada Rp 63 ribu di dalam saku celana dan ada dua unit HP dan dua sapu tangan.

Proses otopsi masih tertunda karena masih menunggu keluarga korban dari Medan.

Menurut Robinson, keluarga meyakini korban meninggal akibat serangan jantung sehingga hanya meminta visium sebelum diberangkatkan kembali ke rumah duka di Medan.

''Kita masih menunggu keluarga dari Medan dan otopsi belum bisa dilakukan dan bila tidak bersedia, keluargapun akan membuat pernyataan,'' kata Kasubag Humas Polres AKP Efendi Tarigan seperti dikutip dari metrosiantar. [ans]

Kuasa Hukum BKM: Tak Mendengar Saran Pemerintah, Yayasan SDI Al Hidayah Malah Memasang Spanduk Penerimaan Siswa Baru

Sebelumnya

Remaja Masjid Al Hidayah: Yayasan Provokasi Warga!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Hukum