MBC. Malam ini, pukul 00.00 WIB, pemerintah berencana mengumumkan secara resmi harga baru bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Tak pelak lagi, di sejumlah SPBU pun antrean mulai mengular. Bahkan sebagian besar adalah mobil mewah.
Penglihatan itu mengundang reaksi masyarakat. Pasalnya hanya naik beberapa ribu rupiah, orang-orang kaya atau pemilik mobil mewah rela mengantre hingga panjang di SPBU.
''Giliran BBM bakal naik, demi sekian ribu rupiah, pemilik kendaraan (mewah), seketika jatuh miskin. 'Menjual harga diri', 'membuang rasa malu' di hadapan mereka yang tak punya apa-apa, kecuali sekadar pasrah. Apakah ini golongan kelas menengah dengan kualitas mental pengamen?'' tulis Farid Wajdi SH MHum, Direktur Lembaga Advokasi dadn Perlindungan Konsumen (LAPK) dalam statusnya yang dimuat di jejaring sosial facebook beberapa saat lalu.
Namun, seorang pengamat sosial perkotaan, Ahmad Taufan Damanik merespons status itu.
''Bung Farid, kita tidak bisa menilai pakai perasaan atau pakai tafsir pemikiran kita sendiri. Pakai saja UUD, kan kekayaan alam untuk kemakmuran seluruh rakyat, enggak pake kelas-kelas, golongan-golongan. Lantas bagaimana nasib orang miskin? Kan UUD juga mengamanatkan negara (duty bearer) bertanggung jawab mengurus hak orang miskin,'' kata Taufan Damanik.
Menurutnya, Kalau pemerintah sebagai penyelenggara negara tak sanggup mengurus nasib orang miskin sebaiknya mundur saja.
''Jangan salahkan kelas menengah yang nota bene bukan pemerintah, tetapi warga negara (rights holder). Retorika yang belakangan ini dipakai pemerintah bahkan dengan menggunakan berbagai iklan, kayaknya mengahantui perasaan dan pemikiran anda sehingga ikut-anan menyalahkan kelas menengah, bukan malah bertanya kepada pemerintah: kok urusan enerji, urusan fiskal salah urus melulu ??? Barusan saja Dubes Indonesia untuk EU dan Belgia atas nama pemerintah Indonesia kampanye luar biasa dengan memuji-muji kemajuan kelas menengah Indonesia, baik dari jumlah, dari segi kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi. Lha....di dalam negeri kok malah dicitrakan buruk begitu?'' [ans]
KOMENTAR ANDA