MBC. Boy Raja, salah seorang mahasiswa Nommensen mengaku aksi unjukrasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelar Senin (17/6/2013) lalu, merupakan aksi murni dalam merespons rencana pemerintah menaikkan harga BBM.
"Kita Menunggu ketok palu keputusan pengesahan RAPBNP itu, dan tidak ada rencana mau merusak," ungkapnya.
Soal tudingan Polresta Medan yang menyebut adanya aktor intelektual dibalik aksi anarkisme demonstrasi mahasiswa, Boy mengaku tidak mengetahui apa maksud dari aktor intelektual sebagaimana dituding polisi.
"Itu yang kita tidak ketahui, maksud apa itu aktor intelektual dan siapa itu seperti yang disebutkan Polresta," katanya.
Pernyataan pihak Kepolisian yang menyebut kalau pengrusakan KFC di Jalan Sutomo sudah direncanakan mahasiswa juga dibantah keras oleh Barisan Rakyat (Barak).
''Di aksi mahasiswa BARAK ini, kita tidak mempunyai rencana merusak, kita menunggu ketok palu kenaikan BBM, nyatanya kita itu diprovokasi,'' kata salah seorang koordinator BARAK, Ahmad Habibie.
Mahasiswa asal Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini mengatakan, berdasarkan analisis mereka, sebelum pengrusakan terjadi, polisi sebenarnya sudah mengerahkan intelijennya yang berjumlah ratusan orang dan masuk berbaur dengan kelompok demonstran.
"Sekira pukul 09.00 polisi sudah mengerahkan ratusan intelijen yang berbaur dengan mahasiswa memakai pepsoden, memegang kayu dan mereka berhasil memprovokasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Polresta Medan menyebut pihaknya masih memburu aktor intelektual yang ada dibalik aksi anarkis mahasiswa saat melakukan pengrusakan dan penjarahan di KFC Jalan Sutomo.
Dalam aksi itu, polisi mengamankan 86 pendemo. Setelah diamankan polisi akhirnya menetapkan 44 orang jadi tersangka. Selanjutnya polisi masih mengejar 19 orang DPO yang terlibat dalam kasus itu.[ans]
KOMENTAR ANDA