Dikotomi generasi tua atau muda calon presiden Indonesia pada Pemilu 2014 tak perlu dipersoalkan. Yang penting, capres itu memiliki integritas.
"Tidak perlu dikotomi antara tua muda. Karena, yang muda bisa lebih segar, tapi tidak sedikit juga yang korup. Kalau yang tua ternyata ada juga yang enerjik. Maka, bukan kontestasi tua atau muda," ujar Koordinator Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara (GMKN) Din Syamsuddin di kantornya Jalan Kemiri, Menteng Jakarta, Kamis (20/6/2013).
Menurut Din, yang dibutuhkan Indonesia di masa mendatang adalah sosok pemimpin berintegritas dan punya kompetensi. Karena banyak masalah di bangsa membutuhkan penyelesaian.
"Tentu tidak oleh dia sendiri, harus bersama-sama. Oleh karena itu, nanti harus ada kejelasan haluan negara sehingga bisa menjadi acuan bagi siapapun," jelasnya.
Pemimpin nasional, lanjutnya, juga diharapkan mampu menciptakan solidaritas di tengah masyarakat. Pasalnya, Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari banyak kelompok, agama, dan suku.
"Jangan seperti yang ada sekarang. Itu lebih merupakan presiden bagi kelompoknya sendiri, partainya sendiri. Tidak negarawan yang mengayomi seluruhnya. Juga sosok yang bisa menyelesaikan masalah. Jangan yang menumpuk masalah atau menganggap tidak ada masalah. Itu yang bahaya. Tapi, yang tidak kalah penting adalah berani mengambil resiko," jelas Din yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah seperti dilaporkan Rakyat Merdeka Online. [ans]
KOMENTAR ANDA