Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Yorris Marzuki mengaku tengah mendalami penyidikan ke aktor inteletual sekaligus penyandang dana dalam unjukrasa menolak kenaikan harga BBM yang berujung anarkis di kawasan kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN), Senin (17/6/2013) malam lalu.
Menurutnya, dari hasil penyidikan sementara diketahui, aksi brutal massa yang melakukan penjarahan KFC, dan perusakan Hotel Grand Angkasa dan fasilitas publik itu terencana dengan matang. Dari sejumlah kesaksian, sebelum aksi terjadi, didahuli dengan rapat perencanaan aksi.
Lebih jauh, pihanya juga menemukan adanya penyediaan dana, penyediaan bahan bakar untuk melakukan pembakaran dan menggunakan bom molotov.
"Salah satu kaki tangan sudah di-BAP. Kita mau tangkap di atasnya lagi. Intelektual itu pasti di belakangnya. Ada bukti pengiriman uang. Tapi ini perlu penyelidikan mendalam. Yang pasti ini ada aktor intelektualnya, karena ini bukan unjuk rasa, ini sudah direncanakan," kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Yorris Marzuki.
Yorris bilang, pihaknya masih terus mengembangkan penyidikan ke aktor intelektual yang disebut-sebut ada di balik massa aksi. Ini dilakukan untuk memberi efek jera bai pelaku maupun pihak-pihak yang menunggangi aksi massa tersebut.
"Belum ada perkembangan. Masih kita lidik dan kita dalami," pungkas Yorris.
Seperti diketahui, polisi sudah menetapkan 44 orang tersangka dan mengejar 19 orang DPO yang terlibat dalam kasus itu.
Adapun kerugian dari kerusuhan itu sendiri hampir mencapai lebih Rp 3 miliar dimana pihak UHN mengalami kerugian Rp 150 juta, KFC yang dirusak dan dijarah kerugian Rp 2 miliar, sementara Dishub mengaku akibat rusaknya sejumlah trafficklight menanggung kerugian lebih kurang Rp 600 juta. [ded]
KOMENTAR ANDA