post image
KOMENTAR
Demonstrasi menentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak harus identik dengan tindakan anarkis. Hal itu dibuktikan sejumlah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), dengan menyuarakan penolakannya melalui lagu, puisi dan aksi teatrikal, Kamis (20/6/2013) petang.

Unjuk rasa yang dikemas dalam panggung rakyat bertema 'Tolak Kenaikan Harga BBM' ini digelar di salah satu lajur Jalan Universitas (Pintu 1), tepatnya di depan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU.

Tetap ada spanduk dan orasi. Tapi tidak ada pembakaran ban atau kemacetan akibat pemblokiran jalan. Yang ada, mahasiswa menampilkan live music dari mahasiswa Etnomusikologi FIB USU. Berbagai lagu dilantunkan, puisi pun dibacakan layaknya sebuah pertunjukan.

Alhasil, aksi demo ini menjadi tontonan dan dinikmati seratusan mahasiwa/i USU lainnya. Tidak hanya itu, masyarakat sekitar kampus USU juga berbondong-bondong memadati pulau jalan.

"Kami tidak mau anarkisme dipolitisasi sebagai bagian negatif dari aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Kami ingin  tunjukkan penyampaian penolakan terhadap kenaikan harga BBM dengan cara yang menarik simpati," kata Rahmad Panjaitan dari Pema USU.

Tetap ada pernyataan sikap yang dibagikan dalam aksi ini. Para mahasiswa menyatakan pencabutan subsidi BBM adalah politik antirakyat serta menggadaikan kedaulatan energi nasional. Dengan tegas, massa menuntut pembatalan rencana kenaikan harga BBM. [ded]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel