Polresta Medan berencana akan berkoordinasi dengan pihak Universitas HKBP Nommensen untuk mengejar 19 Daftar Pencarian Orang (DPO) pelaku pengerusakan disertai penjarahan di outlet KFC dan Hotel Grand Angkasa, dalam unjukrasa anarki menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin (17/6/2013) lalu.
"Ya itu ide bagus. Kami akan berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mengejar 19 DPO," ujar Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta, Kamis (20/6/2013).
Nico bilang, kerja sama dilakukan karena dari ke-19 DPO itu merupakan sebagian besar mahasiswa Universitas HKBP Nommensen dan beberapa universitas di Kota Medan.
"Kalau pihak kampus sangat mendukung apabila mahasiswanya bersalah tetap diproses," sebut Nico.
Dikatakannya, hingga Kini ke-19 DPO itu belum ada yang menyerahkan diri pasca kejadian pengerusakan disertai dengan penjarahan.
"Belum ada yang menyerahkan diri. Tapi tetap kita kejar kemanapun," tegas Nico.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Yorris Marzuki mengatakan, belum ada titik terang mengenai aktor intelektual yang disebut-sebut ada di balik massa aksi.
"Belum ada perkembangan. Masih kita lidik dan kita dalami," pungkas Yorris.
Seperti diketahui, polisi mengamankan 86 pendemo terkait penolakan kenaikan harga BBM yang berakhir pengerusakan outlet KFC dan Hotel Grand Angkasa yang disertai penjarahan, Senin (17/6/2013) malam. Setelah diamankan polisi akhirnya menetapkan 44 orang jadi tersangka. Selanjutnya polisi masih mengejar 19 orang DPO yang terlibat dalam kasus itu.[ans]
KOMENTAR ANDA