Indonesia Police Watch (IPW) mengecam keras aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi di Jalan Diponegoro, Jakarta selama dua hari terakhir ini. Sebab para mahasiswa menutup jalanan dan memukuli pengendara sepeda motor, terutama pada aksi demo Selasa 18 Juni 2013 lalu.
''IPW sudah menyampaikan protes kepada para aktivis, tokoh-tokoh mahasiswa dan tokoh BEM agar mengingatkan para mahasiswa di Jalan Diponegoro agar tidak melakukan pemukulan terhadap pengendara yang melintas di jalan tempat mereka demo. Para mahasiswa harus mengingat bahwa mereka adalah agen perubahan dan bukan preman jalanan. Jika mereka bertindak semena-mena pada pengendara yang melintas di jalan itu bukan mustahil mahasiswa akan dimusuhi masyarakat dan bukan mustahil masyarakat melakukan serangan balasan pada mahasiswa hingga terjadi tawuran masyarakat dengan mahasiswa, seperti di Makasar dan Palopo pada Senin kemarin,'' papar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com, kemarin.
Menurut dia, mahasiswa yang sedang melakukan demo memprotes kenaikan harga BBM harus mengingat bahwa Jalan Diponegoro Jakarta adalah jalan yang sangat strategis dan vital, mengingat di jalan itu terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dalam kondisi apa pun, termasuk dalam kondisi perang sekalipun, jalanan menuju rumah sakit tidak boleh diganggu dan dihalang-halangi, agar masyarakat yg membutuhkan pertolongan bisa cepat diatasi.
''Jadi, tindakan menutup akses jalanan ke rumah sakit adalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan, apalagi jika pengendara yang melintas di jalanan itu dipukuli.''
IPW berharap para mahasiswa menyadari hal ini dan tidak lagi menutup Jalan Diponegoro dalam melakukan aksinya.
IPW berharap para aktivis, tokoh-tokoh senior mahasiswa dan BEM mengingatkan para mahasiswa tidak menutup akses jalan ke rumah sakit saat melakukan aksinya. Penutupan akses jalan ke RSCM selama dua hari ini tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan dan tak boleh terulang lagi.[ans]
KOMENTAR ANDA