Sejumlah perwakilan dari elemen mahasiswa, buruh dan LBH se-Sumatera Utara menggelar konsolidasi di kantor Kontras, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Kamis (20/6/20130 siang.
Konsolidasi tersebut dimaksudkan untuk menggalang kekuatan advokasi atas nasib mahasiswa yang menjadi korban penembakan aparat penegak hukum saat unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM berlangsung Senin (17/6/2013) lalu.
Menurut salah seorang koordinator, Aquardes Pakpahan, pertemuan itu juga membahas mengenai kondisi 55 mahasiswa yang masih dalam tahanan Polresta Medan.
"Ada lima mahasiswa yang menjadi korban penembakan dengan menggunakan peluru tajam. Dan ada 55 mahasiswa yang masih disekap dengan kondisi tubuh babak belur tanpa mendapat perawatan medis," ujar dia kepada MedanBagus.Com
Dia menambakan apa yang telah dilakukan polisi kepada peserta aksi Senin lalu sudah merupakan kejahatan terhadap HAM berat. Untuk itu, kapolresta Medan harus bertanggungjawab atas pelanggaran itu dan segera melepaskan 55 mahasiswa yang masih ditahan.
"Kapolresta harus bertanggungjawab atas kondisi lima rekan kami yang masih terbaring di RS Bhayangkari dan segera membebaskan 22 orang yang lain yang masih ditahan." tandas dia. [hta]
KOMENTAR ANDA