Polda Sulawesi Tenggara akui para mahasiswa Universita Haluleo (Unhalu) yang sempat bentrok dengan aparat polisi yang terjadi di Jalan HEA Mokodompit, Kelurahan Kambu, Kecamatan Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Rabu (19/6), sudah mengantongi izin aksi.
Menurut Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP A. Karim Samandi, pihaknya memang sudah mendapat surat pemberitahuan aksi turun ke jalan lagi dari mahasiswa.
"Sudah ada, dari Fakultas Teknik Unhalu (Universitas Haluleo) yang akan protes. Kami bantu pengamanannya, jumlahnya sekitar 100 personil," jelas Karim, Kamis (20/6/2013).
Karim juga mengatakan, pengamanan tersebut merupakan gabungan dari Brimob, Sabhara Polda Sulawesi Tenggara, Polres Kendari, Polres Kendari Selatan, dan beberapa polres di jajaran Polda.
"Keseluruhan dari Polri. Belum ada dari TNI, tapi sudah koordinasi dengan TNI dua hari yang lalu. Juga sudah dengan pihak kampus, Rektornya," lanjutnya.
Karim mengaku, peristiwa diawali dengan aksi unjuk rasa mahasiswa yang turun ke jalan dan membakar baliho-baliho partai yang menolak kenaikan harga BBM. Massa dibubarkan setelah negosiasi sekira pukul 01.00 WITA Rabu (19/6), dini hari.
"Mereka pulang ke kampus, dalam perjalanan mereka sempat lempar pos polisi dan mengenai polisi tersebut. Dikejar pelakunya, didapatkan, adu fisik, jari mahasiswa terluka," paparnya
Dari pengejaran tersebut, seorang wartawan media cetak Rakyat Sultra atas nama La Ismed juga menjadi korban. "Karena posisinya di dalam kelompok mahasiswa. Saat bubar, jalan itu banyak gang kecil, mahasiswa sembunyi sembari lontarkan busur, di situ ada wartawan," sambungnya.
Akibat peristiwa itu, dua anggota polisi menjadi korban yakni AKBP Dadang terkena lemparan batu dan Bripka Sucipto yang tertusuk anak panah. Dan korban yang luka dari mahasiswa bernama Muhammad Iqbal. Iqbal terluka setelah diinjak-injak petugas polisi. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA