Pemerintah Indonesia sudah kehabisan akal dan mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga memutuskan untuk menaikkan harga dan mengurangi subsidi.
Walaupun kenaikkan harga BBM mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, sayangnya keputusan ini disetujui oleh wakil rakyat melalui mekanime voting. Kenaikan harga ini pasti secara langsung akan meningkatkan beban rakyat Indonesia semakin berat. Saatnya rakyat perlu bertanya peran wakil rakyat yang terhormat terhadap kepentingan rakyatnya.
Perlu diketahui permasalahan BBM ini sebenarnya sudah dari bertahun-tahun diangkat, sayangnya langkah konkret penyelesaian masalahnya selalu menggunakan alternatif terakhir, yaitu mengurangi subsidi dan menaikkan harga.
Alasan klasik juga selalu disampaikan bahwa harga BBM di pasar internasional meningkat, beban negara (APBN) begitu besar dan harga BBM di Indonesia terlalu murah. Untuk mengatasi harga BBM di pasar Internasional, Indonesia bisa meninjau ulang semua kerjasama pertambangan energy dengan pihak ketiga (negara asing) yang ada di Indonesia. Untuk beban negara (APBN), pemerintah seharus bisa mengatasi dengan mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan sehingga pendapatan negara semakin besar.
Untuk harga BBM, seharusnya pemerintah Indonesia ketika membuat perbandingan harus jelas pembandingnya (apel dengan apel, jangan apel dengan duku).
Kenaikkan BBM akan berimbas ke semua sektor perekonomian Indonesia. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan seperti obat penenang yang diberikan supaya masyarakat tidak gelisah dan marah. Yang fatalnya lagi pemerintah tidak dapat mengontrol harga sembako dan lain-lain. Harga bawang dan jengkol saja tidak dapat diatasi apalagi yang lain. Apalagi ini menjelang puasa dan lebaran, pasti harga sembako semakin mahal. Selain itu, kuatnya kepentingan politik menjelang 2014 bermain di balik naiknya harga BBM.
Pemerintah Indonesia harus melihat akar permasalahan sebenarnya dengan harga BBM tersebut. BBM ini jadi masalah karena permintaan yang tinggi. Kalau regulasinya hanya menaikkan harga pasti tidak akan menyelesaikan permasalahan. Hal ini akan terus terjadi dan terus membebani rakyat. Sampai kapan, bisa jadi sampai harga BBM sama dengan harga pasar.
Penghematan bukan langkah yang strategis dalam mengatasi BBM dan energi di dalam negeri karena dengan penghematan yang dilakukan Pemerintah Indonesia tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan apalagi penghematannya tidak terlalu signifikan. Apabila mau melihat lebih kritis antara untung rugi dengan adanya penghematan ini maka bisa dilihat, dana yang dihemat sekitar 7 triliun tapi dampat dari penghematan tersebut dengan kenaikkan BBM melebihi dari 7 triliun.
Ada 7 (tujuh) langkah konkret dalam penyelesaian masalah BBM dan dampaknya kedepan yang bisa dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah Indonesia.
1. Melakukan perbaikan tata kelola energi yang ada di Indonesia yang semakin hari semakin buruk.
2. Meluruskan kembali paradigm bahwa seluruh sumber daya alam yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara, tidak boleh asing maupun swasta. Salah satunya adalah BBM.
3. Mengubah semua Undang-undang yang tidak sejalan dengan point 2.
4. Menurunkan ongkos produksi BBM dengan memaksimalkan fungsi Pertamina untuk memproduksi BBM serta memutus mata rantai pembelian BBM melalui pasar sekunder.
5. Perlu menyediakan transportasi umum, berdasarkan data statistik yang banyak menggunakan BBM adalah kendaraan bermotor. Ini dilakukan karena minimnya publik transport di Indonesia.
6. Meninjau ulang konsep subsidi BLSM. Di Jepang subsidi diberikan dalam bentuk yang lebih mendidik seperti bantuan orang tua per bulan (Jido teate), bantuan melahirkan, bantuan sekolah, bantuan berobat. Untuk masyarakat miskin dibebaskan dari pajak sehingga bantuan tersebut benar-benar membantu kehidupan masyarakat miskin.
7. Memiskinkan para koruptor tanpa pandang bulu sehingga dana negara yang telah dikorupsi para koruptor dikembalikan ke negara dan dijadikan pendapatan negara yang selanjutnya digunakan untuk kepentingan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
Dengan memperhatikan langkah-langkah di atas kita bisa melihat bahwa kenaikan BBM bukanlah solusi yang terbaik dan satu-satunya solusi. Harapan seluruh rakyat Indonesia kepada Pemerintah Indonesia adalah keterbukaan terhadap permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sehingga dengan keterbukaan tersebut rakyat Indonesia akan sama-sama berusaha serta bersinergi membangun Indonesia Bagus.
Salam PPI untuk Indonesia. Pelajar Indonesia siap untuk Indonesia. [***]
Penulis, adalah Zulham Efendi Koordinator Presidium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-Dunia.
KOMENTAR ANDA