Menyusul disetujuinya kenaikan harga BBM itu oleh DPR RI berdampak pada tingginya tren permintaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di Medan. Kalangan pengusaha SPBU menilai, permintaan paling bayak jenis premium.
"Permintan yang paling banyak adalah untuk jenis premium dengan pembelian merata mulai sepeda motor dan mobil," ujar Yanti, petugas SPBU di Jalan M Yamin.
Yanti bilang, permintaan BBM sudah mulai terjadi sejak Selasa (17/6) pagi dan semakin banyak hingga sore.
"Syukurnya belum sampai antrian panjang, karena pasokan BBM dari PT Pertamina cukup lancar sehingga permintaan yang banyak tidak menjadi hambatan penjualan," kata Yati seperti dilansir Antara.
Sementara itu, external Relation PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera bagian utara (Sumbagut), Fitri Erika mengaku, tren meningkatnya permintaan sudah mulai terjadi sejak pemerintah merencana kenaikan harga BBM subsidi.
"Dalam satu pekan terakhir terjadi peningkatan konsumsi premium dan solar yang lebih tinggi, meski yang meningkat signifikan terjadi di Jalan lintas seperti Sumut-Aceh dan Sumut-Riau," katanya.
Kondisi tu menyebabkan penyaluran BBM di Sumut naik sekitar 20-30 persen dari rata-rata distribusi 3.000an-4.000an kiloliter per hari.
Rika bilang, permintaan yang naik itu dipenuhi Pertamina meski penambahan dilakukan secara selektif.
Penambahan selektif dilakukan untuk menekan lonjakan penyaluran BBM subsidi jauh di atas kuota dan termasuk menghindari spekulasi pihak yang tidak bertanggung jawab di SPBU.
"Soal stok, cukup aman di lima depot di Sumut yakni Sibolga, Gunung Sitoli, Siantar, Kisaran dan Medan," katanya. Sementara untuk pengawasan di SPBU, Pertamina sudah membentuk tim satuan petugas, demikian Erika. [ded]
KOMENTAR ANDA