Ekonom senior, DR Rizal Ramli, menyesalkan tindakan keras dan berlebihan aparat Polri dalam menangani aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di berbagai daerah, sepanjang hari kemarin. Dia sekaligus menyatakan kekaguman dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada mahasiswa dan pemuda.
"Sebagai orang yang sejak mahasiswa aktif di pergerakan, saya benar-benar salut atas keberanian dan spontanitas mahasiswa dan pemuda kita. Ternyata Indonesia masih punya banyak mahasiswa dan pemuda yang prihatin dengan ketidakadilan dan mau berjuang untuk kepentingan yang lebih besar," ujar Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini dalam pernyataan persnya, Selasa (18/7).
Seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Rizal bilang, aksi mahasiswa dan pemuda yang besar-besaran juga serentak di seluruh penjuru Indonesia, terjadi dengan spontan tanpa rapat dan persiapan lain. Kenyataan ini membuktikan spontanitas akan jadi kekuatan yang dahsyat di masa depan.
Di sisi lain, Rizal mengungkapkan, pembahasan Rancangan APBN-P 2013 di gedung DPR Jakarta, yang diwarnai demonstrasi serentak di seluruh daerah sepanjang hari kemarin, patut diduga ditunggangi kepentingan politik segelintir elite parpol. Hal itu terkait alokasi Rp 155 miliar dalam APBN-P 2013 yang digunakan untuk membantu PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) menangani musibah lumpur Lapindo.
Kesepakatan "hitam" antara Presiden SBY dengan Ketua Umum Partai Golkar yang juga bos besar Lapindo, Aburizal Bakrie, terkait alokasi anggaran tersebut yang mengakibatkan benturan demi benturan keras antara mahasiswa, pemuda dengan aparat kepolisian di berbagai daerah.
Tokoh nasional yang kerap disapa Gus Romli oleh kalangan Nahdliyin ini menyesalkan juga sikap aparat polisi yang berlebihan dan kerap brutal dalam menangani aksi mahasiswa.
"Pada prinsipnya gerakan mahasiswa dan pemuda itu adalah gerakan damai yang menyuarakan aspirasi sebagian besar rakyat Indonesia," tegas penasihat ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini. [ans]
KOMENTAR ANDA