Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyampaikan permintaan maaf atas kejadian penembakan membabi buta oleh anak buahnya hingga melukai wartawan yang meliput demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di beberapa daerah seperti Jambi dan Maluku Utara, kemarin.
"Kami mohon maaf kalau dalam fungsi pengamanan kepolisian saat unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM kemarin sampai jatuh korban dari pihak wartawan," ujar Timur, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, (18/6/2013).
Timur mengklaim telah mengintruksikan semua Kapolda dan Kapolres untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pengamanan unjuk rasa.
"Evaluasi terhadap anggota di lapangan juga sudah diserahkan kepada mekanisme masing-masing Kapolda dan Kapolres," sambungnya.
Kapolri juga menegaskan bahwa kepolisian sudah menjalankan standar operasi yang benar dalam fungsi pengamanan terkait aksi unjuk rasa.
"Penggunaan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa sudah dilakukan sesuai prosedur. Meski hal itu berdampak melukai wartawan yang sedang bertugas meliput aksi demonstrasi. Walaupun telah sesuai prosedur, kami tetap akan melakukan evaluasi dan penyelidikan atas peristiwa tersebut," katanya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA