Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap sudah tidak bisa ditawar lagi. Usai sidang rapat paripurna pada 17 Juni mendatang, Pemerintah secara resmi akan mengumumkan kenaikan BBM jenis premium menjadi Rp. 6.500 dan solar menjadi Rp. 6.500 untuk setiap liternya.
Tentu saja hal itu memunculkan reaksi keras di kalangan masyarakat yang masih membutuhkan BBM bersubsidi dengan harga yang murah.
Namun di tengah kepanikan warga atas kenaikan harga BBM itu, Ketua Pengurus Cabang Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PC PA GMNI) Kota Medan, Drs. John Andreas Purba malah menantang pemerintah untuk tidak tanggung menaikkan harga BBM. Menurut Andreas, kenaikan bertahap itu hanya membuat penderitaan warga meningkat secara bertahap pula.
"Saya malah berpikir, mestinya pemerintah tak perlu takut untuk menaikkan harga BBM langsung menjadi Rp.20.000 per liter," ujar dia kepada MedanBagus.Com, Minggu (16/6/2013).
Dengan begitu, lanjut dia, pemerintah tak perlu lagi membuat warga cemas berkali-kali.
"Dengan kenaikan hingga Rp.20.000 per liter, rakyat Indonesia pun tak perlu lagi merasa diteror untuk kenaikan-kenaikan yang akan datang setiap tahunnya, karena kemarahannya cukup sekali dan langsung meledak menjadi revolusi," lanjut dia.
Andreas juga menambahkan, selama ini apapun yang menjadi kebijakan pemerintah dan tidak populis hanya memunculkan riak-riak kecil yang malangnya berimbas pada penambahan penderitaan rakyat sendiri.
"Dengan kenaikan harga BBM melangit, rakyat bisa marah. Dan tak perlu lagi tanggung-tanggung untuk meluapkan kemarahan," tutup dia. [hta]
KOMENTAR ANDA