Kondisi jembatan Sei Belumai di KM 15,5, Desa Buntu Budimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, sudah lama memprihatinkan.Sebelum akhirnya ambruk, Sabtu (15/6/20013) sore, jembatan provinsi yang berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) itu sudah ditambal kayu di sana-sini. Bahkan besi yang menjadi penopang jembatan diganjal dengan batang pohon kelapa.
Rusaknya jembatan tersebut mengharuskan para pengendara hati-hati ketika melintas. Imbasnya, kemacetan sering tidak terhindarkan.
Jembatan Sei Belumai yang ambruk itu sebenarnya jembatan alternatif. Karena jembatan utamanya dalam tahap renovasi. Keberadaan jembatan utama itu sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Ia menjadi satu-satunya jalan penghubung dari Jalinsum yang menghubungkan Deliserdang-Kota Medan. Kini jembatan tersebut memasuki tahap direnovasi. Anggarannya mencapai Rp4,6 miliar.
Sebelum proses renovasi dimulai, pelaksana proyek terlebih dahulu membangun jembatan alternatif, yang kemudian ambruk itu. Sepekan lalu, anggota DPRD Deliserdang pernah meragukan daya tahan jembatan pengganti sementara itu.
"Ujung jembatan diganjal dengan kayu kelapa, jadi sampai dimana daya tahan jembatan tersebut," kata Apoan seperti dikutip dari Koran Medan Bisnis 11 Juni lalu.
Menurut Tohap P Simamora, salah seorang warga yang kebetulan melintas di daerah itu Sabtu siang mengaku, jembatan Sei Belumai bukan ambruk, tapi sengaja diambrukkan.
"Saya lewat dari Medan ke Lubuk Pakam jam 12.30 Wib masih bagus, pulang dari L Pakam pukul 14.30 Wib jembatan sudah ditutup. Sempat juga ngantri 30 menit. Terlihat pekerja merusak lantai jembatan. Jadi bukan ambruk, tapi diambrukkan supaya ada proyek," kata Tohap.
Hingga Sabtu malam, belum ada pihak yang bisa memberikan keterangan resmi penyebab ambruknya jembatan tersebut. Hanya saja, akibat kejadian itu, arus lalu lintas di Jalinsum Tanjung Morawa mengalami kemacetan parah. Situasi tersebut dilaporkan hingga Sabtu tengah malam. [ded]
KOMENTAR ANDA