Tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sedikitnya duapuluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Perjuangan Mahasiswa (PerPuM) UISU lakukan aksi bakar ban di persimpangan Jalan Pelangi - Jalan Turi, Medan, persisnya di depan kampus UISU, Jumat (14/6/2013).
Dalam orasinya, massa mahasiswa mengatakan isu kenaikan harga BBM hanyalah kesempatan para elit-elit politik untuk pencitraan Pilpres 2014. Massa menilai, perekonomian Indonesia saat ini cukup stabil dan bahkan naik ditengah krisis ekonomi eropa.
"Organisasi Internasional Pemasok Minyak atau dengan bahasa asingnya OPEC menyatakan harga minyak dunia hari ini turun karena banyak negara yang mengurangi konsumsi terhadap minyak. Sementara negara AS mengalami penimbunan minyak yang berlebihan sehigga memaksa minyak dunia untuk naik. Ini jelas-jelas pembodohan," ucap koordinator aksi, Daniel.
Dia menyatakan pengelolahan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia di bidang Migas tidak lagi sesuai dengan hakikat kemerdekaan yang mana pengelolahannya dikembalikan pada pasar bebas (globalisasi).
"Melalui investasi negara maju ke negara berkembang, melalui hutang luar negeri dengan organisasinya yakni WTO, IMF dan Bank Dunia ditambah lagi dengan ditambahnya lagi UU No 22 Tahun 2001 mengenai tata pengelolahan Migas dan UU No 25 Tahun 2007 mengenai penanaman modal maka agenda terbesar dari pasar kapitalisme internasional utuk mengeksploitasi harta kekayaan ibu pertiwi Indonesia lebih leluasa," ugkapnya.
Dalam tuntuannya, PerPuM UISU juga meminta agar pemerintah menghapuskan UU No 22 Tahun 2007 tentang penanaman modal, menghapuskan UU No 25 tentang tata pengolahan migas, nasionalisasi aset-aset negara. Tak hanya itu, massa juga menolak dilaksanakannya Pemilihan Umum Presiden tahun 2014.
Aksi yang dikawa pihak kepolisian ini sempat memacetkan arus lalulintas baik dari Sisingamangaraja menuju persimpangan Jalan Juanda, begitu juga sebaliknya yang menuju terminal Amplas. Hingga usai, aksi ini berlangsung aman di bawah pengawalan personel kepolisian. [ded]
KOMENTAR ANDA