post image
KOMENTAR
Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terus memicu protes dari berbagai kalangan, termasuk dari para wartawan.

Kemarin, puluhan wartawan yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan Anti Kenaikan Bahan Bakar Minyak (SOWAK BBM) menggelar aksi demontrasi di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Massa aksi merupakan gabungan dari jurnalis media cetak, elektronik dan online. Mereka melakukan aksi damai sejak pukul 10.00 WIB dengan membawa sejumlah poster dan membentangkan spanduk bertuliskan ''Tolak BBM Naik, BBM Naik Wartawan Miskin Berita Miskin''.

Selain membentangkan sejumlah poster dan berorasi, para jurnalis juga melakukan aksi pangkas rambut hingga plontos. Aksi plontos tersebut merupakan simbol aksi membuang sial negara yang menimpakan penderitaan kepada rakyat. Sedikitnya sudah ada 12 wartawan ikut dalam aksi cukur rambut itu.

''Harapan kami dengan aksi plontos ini kita bisa membuang sial, serta membuang sial negara ini, sehingga kita benar-benar merdeka,'' kata Koordinator Aksi, Suparni lewat pengeras suara di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Mereka juga mengumpulkan kartu pers di atas aspal sebagai bentuk penolakan para jurnalis soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

''Pemerintah menaikkan harga BBM sama saja dengan menyengsarakan rakyat. Yang pasti BBM naik, harga-harga naik, kontrakan naik, transportasi dan operasional naik,'' katanya.

Suparni yang juga jurnalis dari stasiun radio swasta ini mengatakan, gaji para jurnalis tidak lebih besar dari pada buruh pabrik. Menurutnya, harga BBM naik dapat berpotensi membatasi mobilitas jurnalis.

''Kita tahu teman-teman wartawan di lapangan adalah pengguna BBM lebih banyak dari warga biasa, mengingat mobilitas kerjanya. Dan itu bisa berdampak pada kualitas berita, serta akan berdampak buruk kepada masyarakat karena tidak mendapat informasi yang baik,'' ujarnya.

Meski berlangsung damai, aksi ini tetap mendapat penjagaan dari belasan petugas kepolisian dari Polsek Metro Gambir.

Selain demo wartawan, aksi unjuk rasa penolakan rencana kenaikan BBM juga terjadi di Gedung DPR, Senayan, kemarin. Ratusan massa yang tergabung dalam Komite Perjuangan Rakyat menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk penolakan kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dan liberalisasi migas.

Sementara itu, buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan tegas menolak kenaikan harga BBM yang sebentar lagi akan diumumkan pemerintah.

Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan, kenaikan harga BBM Rp2 ribu akan mengakibatkan daya beli buruh menurun 30 persen.

''Sehingga kenaikan upah minimum tahun lalu rata-rata sebesar 30 persen menjadi sia-sia. Itu berarti buruh menjadi miskin lagi,'' kata Said dalam konferensi pers di Jalan Proklamasi, Jakarta, kemarin.[ans]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel