Rakyat Indonesia sudah muak dengan model kepemimpinan nasional saat ini. Karena itu, ada gejala publik sedang mencari sosok antitesis dari model Presiden SBY.
"Kalau SBY dianggap tidak tegas, partisan pada satu kelompok, elisitis, jaim, maka orang nanti di 2014 akan cari sosok sebaliknya," ujar Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq Kamis, (13/6/2013).
Lebih jauh, publik mengharapkan pemimpin yang merakyat, tidak berjarak dengan mereka. "Saya
melihat sih itu kriteria yang diinginkan masyarakat. Di luar kriteria yang umumnya ya, punya integritas, bersih, baik. Tapi ada model lain, yang anti tesis dengan SBY," imbuhnya.
Karena itu tidak mengherankan, Joko Widodo mendapat dukungan kuat untuk maju sebagai capres. Semua survei mengunggulkan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Bahkan, Fajar mendapat kabar elektabilitas Jokowi saat ini di atas 60 persen. "Itu memperlihatkan bagaimana publik haus sosok yang merakyat, familiar, wong deso," tandasnya.
Meski semuanya tergantung Jokowi dan PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri. Karena Jokowi mustahil bersedia maju dari partai selain PDIP.
"Saya kira ini akan jadi dilema bagi Jokowi dan PDIP. Satu sisi publik mengharapkan dia menjadi salah satu calon. Tapi dia sekarang masih menjabat di DKI," ungkapnya.
Kalau pada akhirnya maju sebagai capres PDIP, menurut Fajar, satu-satunya cara partai lain membendung Jokowi adalah mengusung
calon-calon alternatif, seperti Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD. "Tetapi mereka belum punya kendaraan yang jelas. Makanya, saya berharap momen konvensi yang dibuka berbagai partai, bisa memberikan kesempatan kepada mereka," tandasnya.
Makanya, konvensi capres harus digelar serius dan fair. Kalau cuma asal-asalan dan yang keluar sebagai capres tetap dari generasi lama, Jokowi dipastikan akan menjadi presiden mendatang. "Kalau
mereka keukeuh (mencalonkan tokoh tua), mereka akan ditinggalkan PDIP jika PDIP mengusung Jokowi," ujarnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Sebelumnya, Jeffrie Geovanie, juga mengatakan hal senada. Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS) ini mengatakan, kalau Pilpres digelar hari ini, Jokowi menang dengan suara mutlak di atas 60 persen, siapa pun lawannya. Tapi
karena waktu pilpres masih satu tahu lagi, kemenangan Jokowi akan sangat bergantung pada keberhasilan konvensi capres Partai Demokrat.
Bila konvensi capres Partai Demokrat berjalan sangat demokratis dan diikuti generasi baru seperti Gita Wirjawan, Mahfud MD, Marzuki Alie, Irman
Gusman, Dino Pati Jalal, Chairul Tanjung, maka lahir penantang baru yang bisa mengimbangi Jokowi. [ans]
KOMENTAR ANDA