Semasa hidupnya, almarhum Taufiq Kiemas (TK) memang tokoh yang disegani dan diterima semua kelompok politik. Sebagai politisi senior dan suami ketua umum PDIP, Taufiq sangat dihormati di dalam maupun luar partainya.
Tapi tetap saja sosok sang istri, Megawati Soekarnoputri, yang lebih menentukan keputusan strategis partai. Kekuasaan Mega sudah diatur secara konstitusional partai. Peluang Mega untuk maju lagi dalam pencapresan tidak pernah bergantung pada Taufiq Kiemas.
"Peluang Bu Mega untuk mencalonkan diri lagi tidak pernah tergantung pada Pak TK. Kongres memutuskan Ketum paling tinggi, tidak bisa diganggu gugat," kata analis politik, Umar Bakry, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis siang (13/6/2013).
Namun, tegas Direktur Lembaga Survei Nasional ini, wacana regenerasi yang gencar digagas almarhum Taufiq Kiemas tidak bisa dilawan siapapun. Peremajaan harus dilakukan bukan cuma di PDIP melainkan di semua parpol.
"Hanya saja, istilah regenerasi di PDIP masih abstrak dan sangat longgar. Bisa saja kelompok Mega mengatakan regenerasi di semua aspek, bukan cuma di capres. Atau, Mega berpasangan dengan orang muda," terangnya.
Yang jadi persoalan saat ini adalah peluang putri dari Taufiq-Mega, Puan Maharani, untuk nyapres. Tentu saja Puan kehilangan pegangan. Boleh dikatakan, karir politik Puan dijaga dan ditentukan oleh Taufiq Kiemas. Puan juga akan kesulitan berhadapan dengan elektabilitas kader PDIP lainnya, Joko Widodo, yang terus melambung.
"Dengan meninggalnya Pak TK, peluang Puan jadi agak berkurang terutama untuk maju dalam kontestasi capres. Paling tidak untuk hadapi Jokowi, peluang Puan tipis," terangnya. [hta]
KOMENTAR ANDA