Partai Demokrat melakukan sebuah langkah politik yang sangat beresiko bila betul Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah didepak dari Sekretariat Gabungan Partai Politik Pendukung Pemerintah.
Meski memang, jika bisa dikapitalisasi dengan baik, hal itu akan mendongkrak citranya yang sedang melorot.
Sementara itu, PKS akan menggunakan momen tersebut untuk mendongkrak citranya sebagai parpol yang dizolimi dan mengambil jarak atau berhadap-hadapan terhadap Pemerintah SBY.
''Tak pelak lagi, akan muncul kegaduhan baru dalam panggung politik Indonesia sebelum Pemilu 2014 yang berasal dari konflik antara PD vs PKS,'' ujar pengamat politik senior AS Hikam Rabu, (12/6/2013).
Bagaimana dengan parpol anggota Setgab yang lain, seperti Golkar, PAN, PPP, dan PKB?
Secara strategis, partai-partai tersebut akan dengan senang hati menyaksikan dan kalau bisa ikut mengompori pertarungan antara Partai Demokrat vs PKS. Sudah barang tentu salah satu implikasi dari pertarungan tersebut adalah potensi hilangnya dukungan dari masyarakat.
''Dalam hal ini kemungkinan PD semakin asor akan lebih tinggi, karena PKS memiliki pendukung yang cenderung lebih "diehard" dan militan,'' ungkapnya.
Namun semuanya tentu tergantung sampai di mana kedua parpol itu melakukan kampanye di lapangan termasuk menggunakan pengaruh media, baik yang biasa maupun jejaring sosial.
''Walhasil, parpol seperti Golkar akan menangguk keuntungan dari pindahnya pendukung PD. Sedang parpol-parpol Islam hanya menunggu kalau-kalau ada pendukung PKS yang mencari perahu lain. Tetapi yang terakhir ini tentu tidak segampang yang dibayangkan,'' tandasnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online. [ans]
KOMENTAR ANDA