Angin kencang mencapai 30 knot ternyata menjadi penyebab 30 orang penerjun pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI)/ Angkatan Tentera Malaysia (ATM) gagal mendarat di Lapangan Benteng, Medan saat upacara penutupan Latihan Gabungan Bersama Malaysia Indonesia (Malindo) Darsasa 8AB/2013, Rabu (12/6/2013).
Hal ini disampaikan beberapa penerjun yang langsung dijemput oleh rekannya menggunakan mobil akibat mendarat diluar landasan yang ditentukan.
"Iya kenceng banget anginnya, diatas 30 knot," kata seorang penerjun, Serka Erianto Pane singkat.
Ia menyebutkan dalam latihan yang mereka gelar beberapa hari sebelumnya, kondisi angin tidak seperti yang terjadi pada saat upacara penutupan. Meski telah berupaya mengendalikan parasutnya, namun angin yang tidak bersahabat tersebut tetap menyulitkan mereka mendarat tepat sasaran.
"Angin (yang layak) untuk terjun biasanya 10 knot," sebut rekannya yang lain.
Upacara penutupan Latihan Gabungan TNI/ATM berlangsung Rabu siang tadi. Upacara ditutup dengan atraksi terjun payung, namun gagal mendarat di landasan yang ditetapkan di Lapangan Benteng.
Insiden yang paling menonjol adalah saat pendaratan sejumlah penerjun menyasar hingga ke sejumlah wilayah di Medan. Bahkan, dari sekitar 30 pasukan gabungan TNI/ATM (Angkatan Tentara Malaysia), tidak ada satupun yang mendarat di sasaran utama yaitu lapangan Benteng.
Beberapa penerjun justru mendarat di kantor Walikota Medan, Lapangan Merdeka dan bahkan sampai ke Stasiun Kereta Api Medan. Ada juga yang sampai masuk ke kawasan pertokoan dan pusat bisnis diantaranya Asia Mega Mas, Medan Mall bahkan pajak (pasar) Sukaramai. [ded]
KOMENTAR ANDA