Kapolresta Medan Nico Afinta, baru dua hari menerima jabatan barunya pasca prosesi seremoni pisah sambut jabatan Selasa (11/6/2013) malam. Namun hari ini, Rabu (12/6/2013) dia mendapatkan "hadiah" unjuk rasa dari sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Anti Penindasan (Formadas-red).
Unjukrasa yang berujung bentrokan tersebut di awali aksi mahasiswa yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jalan Sisingamangaraja sejak Rabu sore.
Akan tetapi demonstrasi mulai menjurus anarkis saat pendemo yang didominasi mahasiswa Institut Tehnologi Medan (ITM) itu membakar ban dan mencoba menyandera mobil plat merah dengan nopol BK 8876 M jenis double kabin yang dikendarai seorang perempuan ketika melintas di lokasi tersebut. Mobil tersebut kemudian di arak-arak massa.
Saat tiba kantor Polsekta Medan Kota, mobil tersebut berhasil dibebaskan pihak kepolisian. Tak senang, mahasiswa langsung menyerang dan terjadilah bentrok. Ratusan personil kepolisian dikerahkan untuk meredam aksi mahasiswa.
Sempat terjadi dialog antara Kapolresta dengan para pengunjukrasa di depan Polsek Medan Kota. Mereka meminta pertanggungjawaban Kapolresta Medan karena mereka menuding oknum polisi melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa.
Mereka juga mendesak Kapolres untuk menghadirkan Kapolsek Medan Kota dan aparat Polsek Medan Kota yang diduga mengintimidasi salah seorang mahasiswa saat coba membebaskan mobil ber plat merah menuju kampus mereka.
"Kami mau Kapolsek Medan kota meminta maaf kepada mahasiswa khususnya korban penganiayaan oknum saat kami berorasi tadi," ungkap seorang pengunjuk rasa.
"Kawan-kawan kita harus melakukan perlawanan. Turunkan pak semua personil mu kami lawan, Kapolsek yang bertanggung jawab," teriak mahasiswa yang lain.
Kapolresta Medan, Nico Afinta mencoba tenang dan meminta pengunjukrasa untuk membubarkan diri. Namun pengunjuk rasa terus bersikeras.
"Kalian bisa bubar nggak!" ujar Kapolres Niko kesal.
"Saya sudah minta maaf kepada rekan-rekan sekalian. Tapi karena tidak mau dengar, pasukan bubarkan barisan mereka!" teriak Nico tiba-tiba memberikan intruksi.
Tak ayal, petugas langsung bertindak dengan menahan sejumlah mahasiswa yang diduga sebagai provokator.Setidaknya ada delapan mahasiswa yang berhasil diamankan. Namun mahasiswa tidak terima rekannya ditahan dan mencoba menyerang dengan lemparan batu.
Untuk meredam aksi, petugas kemudian menghalau dengan menembakkan gas air mata empat kali. Sementara puluhan personil Sat Sabhara menghalau mahasiswa dengan sepeda motor trail.
Peristiwa ini membuat suasana di seputaran Taman Teladan sempat mencekam. Bahkan sejumlah warga terlihat ikut melempari para pendem, menyusul ajakan seseorang yang diduga petugas berpakaian preman. "Ayo ajak warga serang mahasiswa," teriak petugas yang menggunakan helm berwarna merah.
Bentrokan sempat terjadi hampir 1 jam namun mulai mereda sekitar pukul 20.00 WIB. Mahasiswa berhasil dipukul mundur kembali ke kampus. Meski demikian, sejumlah mahasiswa kembali mencoba berunding agar polisi membebaskan delapan rekan mereka.
Aksi tegas Kapolresta Medan Nico Afinta tersebut disambut positif anak buahnya.
"Kalau kek gini Kapolresta kita, jadi amanlah Medan dari aksi unjukrasa dan genk motor," terang petugas yang bertubuh gempal. [tim/ded]
KOMENTAR ANDA