Unjukrasa untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus berlanjut di Kota Medan, Rabu (12/6/2013). Sepanjang pagi hingga sore, gelombang aksi kian masif dan menyebar di sejumlah titik dengan massa pendemo yang berbeda.
Selain di bundaran air mancur Jalan Gatot Subroto, demo menolak kenaikan BBM juga terjadi di kantor Pertamina Medan Jalan Putri Hijau. Aksi ini menimbulkan kemacetan parah karena pserta demo dari sejumlah elemen mahasiswa memblokade arus jalan satu arah itu.
Selain blokade jalan, aksi pembakaran ban juga menjadi ritual dalam demo menolak kenaik BBM di Medan.
Seperti gelombang unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Anti Penindasan (FORMADAS), Rabu sore.
Aksi yang digelar di perempatan Jl SM Raja - Jl HM Joni Medan itu, massa membawa berbagai spanduk yang mengecam pemerintahan saat ini. Salah satu spanduk yang dibentangkan yakni, bertuliskan 'Kenaikan BBM adalah ulah pemerintah & elit politik untuk menyengsarakan rakyat'.
Selain berorasi, massa juga membakar ban bekas di tengah jalan. Akibat aksi ini terjadi kemacetan yang cukup panjang dari arah Makam Pahlawan menuju Amplas, begitu juga sebaliknya. Sejumlah personel kepolisian juga terlihat mengawal jalannya aksi.
Aksi massa menjadi tontonan tersendiri bagi pengendara yang melintas. Hingga berita ini diturunkan, massa masih terus menyampaikan orasinya.
Bibi, koordinator massa mengungkapkan, aksi unjukrasa yang dilakukan bertujuan untuk menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM pertengahan bulan ini.
"Kenaikan harga BBM akan semakin menyengsarakan rakyat Indonesia. Dengan naiknya harga BBM, semua harga bahan pokok juga akan naik. Maka nantinya rakyat juga yang dirugikan ," ujarnya.
Dengan tegas, Bibi dan rekan-rekannya menyampaikan 6 poin tuntutan. Diantaranya, hapuskan UU No 22 Tahun 2007 tentang penanaman modal dan hapuskan UU No 25 Tahun 2001 tentang tata pengolahan migas.
"Bagi kami Lantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan pemerintah adalah pembodohan terhadap rakyat. Nasionalisasikan aset-aset negara, dirikan industri nasional dibawah kontrol rakyat," teriaknya.
Selain itu, massa juga meminta pemerintah mewujudkan pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat tanpa memandang kelas.
"Kami juga menolak pemilu 2014, karena kenaikan BBM ini telah dimanfaatkan oleh elit politik yang mengambil kesempatan pencitraan untuk Pilpres 2014," tukas Bibi.
[ded]
KOMENTAR ANDA