post image
KOMENTAR
Ketua Komisi Luar Negeri MUI Pusat, Saleh Partaonan Daulay menjadi penceramah dalam Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan orang warga Panombasan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Minggu (9/6/2013).

Dalam ceramahnya, Saleh Daulay mengangkat tema tantangan masyarakat modern yang saat ini semakin keras dan sulit. Selain diliputi oleh sikap hedonisme, masyarakat modern juga dihinggapi oleh berbagai macam patologi sosial (penyakit sosial).

Alumni Colorado State University, Amerika Serikat itu menyebutkan, hedonisme dan patologi sosial bukan hanya menjadi musuh agama, tetapi juga menjadi musuh kemanusiaan. Dampaknya, tidak hanya merusak tatanan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga tatanan sosial dan peradaban.

"Bila hal ini tidak disadari dan diantisipasi, dikhawatirkan gejala hedonisme dan patologi sosial ini akan berkembang luas. Pada akhirnya, nilai-nilai keislaman dan ke Indonesiaan bisa menjadi pudar. Identitas masyarakat Indonesia menjadi kabur," ujar Saleh Partaonan Daulay.

Dalam menyikapi hal itu, lanjut Saleh yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pakar ICMI Pusat ini, masyarakat diminta untuk selalu melakukan upaya meningkatkan kualitas diri. Selain pengetahuan agama, dua hal lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kapasitas intelektual dan integritas moral. Kombinasi kapasitas intelektual dan integritas moral menjadi kunci utama yang dapat diharapkan membentengi masyarakat dari dampak buruk hedonisme dan patologi sosial.

"Pintar saja tidak cukup. Buktinya, banyak orang pintar yang justru paling aktif melakukan penipuan. Untuk melakukan korupsi saja, diperlukan kepintaran. Karena itu, integritas moral harus mengiringi kapasitas intelektual. Dua hal ini harus berjalan serasi dan seimbang," lanjut Saleh menambahkan.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk selalu aktif dalam merajut kohesivitas sosial dan kebersamaan. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan orang lain agar eksistensi dan kehadirannya menjadi sempurna. Hidup bersama juga adalah bagian fundamental dari ajaran Islam

Di sisi lain, Saleh juga menilai, relasi sosial dan kemanusiaan juga diyakini bisa menjaga moralitas kolektif masyarakat. Relasi sosial yang bagus akan menimbulkan sinergi komunal. Begitu juga, relasi sosial akan membangun tata masyarakat yang akan saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling menasehati dalam hal-hal kebaikan.

"Sebelum memeriksa ibadah dan hubungan vertikal kepada Allah, hubungan horizontal antar sesama manusia terlebih dahulu diperiksa. Mereka yang hanya ahli ibadah dan tidak peduli pada relasi sosial dan kemanusiaan, bukanlah manusia yang baik," pungkasnya. [ded]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya