Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara (Paluta) yang akan digelar 14 Agustus mendatang, geliatnya masih belum begitu menghangat.
Menariknya, kendati beberapa kandidat telah memasang alat peraga pengenalan diri dari berbagai jenis seperti spanduk, baliho dan lainnya hingga ke pedesaan, namun ternyata para kandidat itu terkesan ''takut'' melakukan perang terbuka dengan pasangan incumbent Bahrum-Riskon.
Hal ini, kata mahasiswa asal Paluta Asmar Ismail Siregar, bisa dilihat setelah pendaftaran tidak ada kegiatan yang langsung melakukan sosialisasi dengan melibatkan pasangan calon di tengah-tengah masyarakat. Sehingga ada kesan jika balon yang lain ''takut'' untuk head to head dengan pasangan incumbent saat ini Bachrum Harahap-Riskon Hasibuan.
''Seharusnya jika memang ingin menggoyang hegemoni pasangan incumbent, balon yang lain sudah melakukan sosialisasi secara massif dan besar-besaran diseluruh wilayah Paluta. Namun yang kita lihat belum ada yang gencar melakukannya. Jika adapun, kesannya seperti sembunyi-sembunyi atau ada kesan seperti takut berhadapan langsung,'' katanya seperti dikutip dari metrosiantar.
Padahal, kata mahasiswa akhir jurusan tekhni sipil ini, dengan kurang gencarnya sosialisasi, ditambah tidak cukup populernya balon lain dikalangan masyarakat setempat, malah akan menambah sulit untuk menggoyang hegemoni pasangan incumbent di masyarakat.
''Uniknya, kita lihat para balon ini malah sibuk melakukan tour atau jalan-jalan ke Medan, Jakarta atau lainnya daripada melakukan kontak langsung dengan masyarakat. Padahal popularitas agar dikenali masyarakat perlu dilakukan,'' jelasnya.
''Di media massa juga kita lihat sangat minim, bahkan tidak ada sama sekali kita baca kegiatan sosialisasi masyarakat yang dilakukan balon. Hal ini tentu malah akan membuat incumbent akan makin kuat karena mempunyai kelebihan dibandingkan balon lainnya. Padahal jika ingin menarik simpati masyarakat caranya adalah bersosialisasi langsung dengan masyarakat,'' tuturnya.
Situasi perpolitikan jelang pilkada Paluta ini memang terasa sepi, bahkan terkesan hambar. Dan sejak jauh-jauh hari, bahkan ada anekdot yang berkembang dimasyarakat jika para kandidat tidak berani melawan incumbent Bupati Paluta Bachrum Harahap, sehingga tidak begitu gencar melakukan sosialisasi.
Ditambah masyarakat Paluta juga sepertinya masih belum terlihat reaktif terhadap kemunculan para kandidat dan juga dimungkinkan karena munculnya sikap apatis warga dalam menyikapi pilkada ini, sehingga pilkada Paluta terkesan dingin dan hambar. [ans]
KOMENTAR ANDA