post image
KOMENTAR
Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan Eko Nugroho Rotorasiko mengaku pernah menjadi "tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal" saat kuliah di Amerika Serikat.

"Saya kerja di restoran, cuci piring dan mengepel, sebagai TKI ilegal untuk menambah biaya kuliah," katanya pada Sosialisasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui Pagelaran Seni Tradisional di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (7/8/2013) malam.

Di hadapan ribuan warga yang memadati Lapangan Maos itu, Taufan menceritakan selepas dari SMA di Semarang, dia melanjutkan studi Sistem Informatika Komputer ke AS di Strayer College, Washington DC, AS dan orangtuanya hanya bisa membiayai kuliahnya hingga tahun pertama sedangkan kuliah di tempat itu hingga empat tahun. Ia lulus pada 1996 dengan meraih predikat summa cum laude dan melanjutkan hingga meraih gelar sarjana dari Strayer College pada Juni 1998.

"Namun setelah lulus kuliah, saya menjadi TKI legal setelah mendapat tawaran bekerja di AS pada perusahaan telekomunikasi," katanya sebagaimana disiarkan Rakyat  Merdeka Online.

Dia bekerja di AS sampai 2002 dan kembali ke Tanah Air mengimplementasikan pengalaman bekerjanya di luar negeri. Menantu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar itu kini menjadi pimpinan sejumlah perusahaan grup Bakrie. Taufan mengatakan bisa bekerja ke luar negeri merupakan pengalaman yang luar biasa.

"Jangan takut untuk mengubah nasib dengan bekerja ke luar negeri," kata Taufan yang juga menjadi calon anggota DPR RI untuk Pemilu 2014 dari Partai Golkar di daerah pemilihan Jawa Tengah 8 meliputi Banyumas dan Cilacap, sambil berterima kasih kepada BNP2TKI yang telah memfasilitasi secara baik warganegara yang berkeinginan bekerja ke luar negeri.

Ia berharap pemerintah semakin baik dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI supaya lebih berkualitas dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaaan bagi mereka yang telah kembali ke Tanah Air.

"Saya sangat bangga banyak mantan TKI menjadi wirausahawan sukses," kata pria yang pernah menjadi pembicara dalam Kongres Diaspora Indonesia di Washinton DC  tahun 2012 lalu.

Sementara itu, Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TK) Agusdin Subiantoro menyatakan pemerintah tidak menyuruh rakyat menjadi TKI. Pemerintah lebih mengutamakan rakyat mengabdi dengan bekerja dan membangun di dalam negeri. Namun selagi peluang dan lapangan kerja di dalam negeri masih amat terbatas, bekerja di luar negeri menjadi alternatif dan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

"Apalagi remitansi atau kiriman uang dari para TKI lebih dari Rp 100 triliun pertahun mampu menggerakkan roda perekonomian di daerah," kata Agusdin, sambil mengatakan bahwa tugas pemerintah adalahmemfasilitasi keinginan rakyat yang ingin menjadi TKI dengan memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI secara baik.

"Pemerintah berkeinginan agar mereka yang memiliki hasrat bekerja ke luar negeri menempuh cara-cara yang sesuai prosedur," katanya di hadapan ribuan hadirin termasuk pimpinan daerah setempat.

Sosialisasi BNP2TKI dihadiri ribuan hadirin karena dimeriahkan dengan pementasan wayang suket Ki Slamet Gundono dengan iringan musik Ki Ageng Ganjur. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa