Banjir Rob atau banjir air laut pasang yang menggenangi daratan di kawasan Medan Utara khususnya Kecamatan Medan Belawan dinilai mengkhawatirkan, khususnya bagi perkembangan Kota Belawan.
Bahkan ditengarai jika permasalahan ini tidak segera teratasi, akan melumpuhkan perekonomian Belawan.
"Rob di Belawan sudah menjadi ancaman khusus. Bila tidak segera ditangani, dipastikan akan melumpuhkan perekonomian Belawan yang notabene merupakan pintu gerbang bagi orang-orang yang ingin masuk ke Sumut melalui jalur laut. Dan pemerintah harus segera mengatasi ini," kata anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Demokrat A Hie kepada MedanBagus.Com, Jumat (7/6/2013) menjawab permasalah banjir yang disebut-sebut menerjang Kota Belawan dalam dua kali seminggu.
Diterangkan A Hie, meningkatnya frekuensi banjir Rob di Belawan akan menghambat pembangunan di kecamatan itu yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dapat juga dipastikan Belawan akan menjadi "gudang" penyakit yang disebabkan banjir tersebut.
"Belawan selama ini sudah menjadi daerah pinggiran di Kota Medan. Dengan adanya dampak Rob, akan membuat kecamatan itu menjadi lebih terpinggirkan sehingga memperparah kehidupan masyarakatnya," terangnya.
Karenanya, anggota dewan dari Dapil V (Kecamatan Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Deli) ini meminta kepada pemerintah Kota Medan, Pemprovsu hingga ke pusat agar segera berkoordinasi guna mencari solusi yang tepat.
"Karena dana untuk penanggulangan banjir Rob sangat besar, dan anggaran Kota Medan tidak akan cukup untuk mendanainya karena masih ada 20 kecamatan lain yang butuh dibangun, butuh bantuan dari Pemprovsu dan pusat," urainya.
Menurut A Hie, banjir Rob di Belawan disebabkan terjadinya penyempitan wilayah tersebut akibat efek pembangunan dan maraknya pembukaan tambak termasuk berkurangnya kawasan hutan mangrove. Hal ini membuat daerah resapan air jadi jauh berkurang sehingga bila pasang laut naik langsung menggenangi daratan.
A Hie mengakui, pembangunan di Belawan cukup berkembang. Namun, proses pembangunan yang dilakukan "menghilangkan" daerah resapan serta terjadinya penyempitan dan pendangkalan anak sungai.
"Makanya, kalau rob naik Belawan seperti mau tenggelam," katanya.
Sebagai solusi, Ketua Komisi C DPRD Medan ini mengatakan harus dilakukan penimbunan dalam skala besar, dan ini butuh dana yang tidak sedikit. Karenanya Pemko Medan harus berkoordinasi dengan Pemprovsu dan pusat khususnya untuk masalah dana.
Disisi lain, A Hie, juga meminta peran serta dan perhatian Pelindo melihat situasi dan kondisi di wilayah Belawan.
"Jadi, jangan hanya mencari kehidupan disana tetapi tidak memperhatikan masyarakat sekitar. Apalagi, 60 persen tanah di Belawan itu merupakan milik Pelindo," ujarnya.
Sementara salah seorang warga Kampung Nelayan, Kecamatan Medan Belawan, Zulmi yang datang mengadukan masalah ini ke DPRD Medan beberapa hari lalu mengaku banjir Rob melanda wilayah Belawan dua kali dalam seminggu.
"Kalau dulu setahun dua kali, tapi sekarang tidak bisa dibilang. Ini saja dalam seminggu ini sudah dua kali," sebutnya. [rob]
KOMENTAR ANDA