Jelang kenaikan harga BBM subsidi, para menteri ekonomi dianggap kurang sosialisasi. Oleh sebab itu, Presiden menegur para pembantunya tersebut.
Menurut sumber Rakyat Merdeka di jajaran kementerian ekonomi, karena kurangnya sosialisasi, menyebabkan masih banyaknya penolakan akan rencana kenaikan BBM subsidi tersebut.
Karenanya, sumber itu mengatakan, Presiden mengirimkan SMS (Short Message Service) ke menteri-menterinya untuk segera mensosialisasikan kenaikan harga BBM.
Sosialisasi itu berupa penjelasan ke masyarakat jika kenaikan harga minyak tidak akan berdampak bagi daya beli masyarakat dan sektor industri.
Saat dikonfirmasi, Staf Khusus Presiden Sardan Marbun mengaku tidak tahu soal SMS yang dikirimkan Presiden kepada para menteri ekonomi.
''Tapi Presiden memang memerintahkan menteri-menterinya ikut aktif mensosialisasikan kenaikan harga BBM subsidi,'' ujar Sardan sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online
Mungkin karena teguran itu, para menteri bidang ekonomi kini kompak mengatakan kenaikan BBM subsidi tidak memberikan dampak bagi masyarakat.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto misalnya, mengatakan, akan membangun infrastruktur dasar sebagai hasil kompensasi kenaikan harga BBM. Kompensasi itu nantinya dapat langsung membantu masyarakat kecil. Infrastruktur dasar yang dimaksud adalah penyediaan air minum, perbaikan irigasi dan permukiman.
''Pemerintah memahami kalau BBM naik, masyarakat miskin akan mengalami dampak negatif. Pada kenaikan BBM akan ada penyelamatan subsidi, hasil penyelamatan subsidi itu yang digunakan untuk menyelamatkan masyarakat miskin yang terkena dampak,'' ujar Djoko di saat acara antisipasi subsidi BBM dari kacamata Kementerian Pekerjaan Umum di kantornya, Rabu (5/6/2013).
Djoko mengatakan, untuk membangun infrastruktur dasar, pihaknya menggelontorkan Rp6 triliun. Dana tersebut merupakan penugasan langsung dari hasil kompensasi kenaikan BBM.[ans]
KOMENTAR ANDA