Harga petai di beberapa pasar tradisional di wilayah Malang, Jawa Timur, melampaui harga daging sapi yang hanya Rp90.000 per kilogram. Petai kini harganya sudah meroket mencapai Rp100.000 per kilogram.
Sejak harga naik, para pedagang petai di pasaran serentak menjual petai per kilogram seharga Rp100.000, tidak lagi menjual per ikat.
''Karena harganya mahal, kita jual per kilo karena sekarang bukan musim petai, tapi belum langka. Mungkin seminggu lagi sudah langka,'' kata Azizah.
Sementara itu, di pasar tradisional Madyopuro, para pedagang menjual petai seharga Rp 150.000 per kilogram.
''Di sini sudah naik jadi Rp 150.000 per kilonya. Sebelumnya, hanya Rp20.000 per ikatnya. Harga naik karena barangnya langka,'' kata Antoni, pedagang petai seperti dikutip dari liputanbisnis.
Sementara itu akibat kelangkaan jengkol di pulau Jawa membuat harga melambung tinggi hingga melampaui harga daging. Namun krisis jengkol tidak mempengaruhi Sulawesi Selatan, terutama di Kota Makassar.
Masyarakat di Sulawesi Selatan, terutama di Kota Makassar memang tidak doyan makan jengkol. Itulah sebabnya, krisis jengkol tidak berpengaruh kepada masyarakat kota Daeng ini. Dengan begitu, para pedagang di pasar-pasar tradisional jarang menjajakan jengkol.
''Pasarannya jengkol di Makassar pak susah, soalnya masyarakat sini tidak senang makan gituan. Jadi sepi penjualan. Makanya tidak ada pedagang mau jual jengkol, karena merugi barang dagangannya tak laku-laku,'' kata Nia, salah satu pedagang sayuran di pasar tradisional Terong, Makassar, Kamis (6/6/2013). [ans]
KOMENTAR ANDA