Pengaruh politik uang sejak Pemilu 2004 dan 2009 telah menghasilkan sistem politik yang korup. Indikasinya terlihat dari ratusan bupati di sejumlah daerah dan banyak anggota legislatif yang terjerat kasus korupsi.
"Demokrasi bisa dibajak oleh mereka yang miliki infrastruktur dan uang. Mahasiswa harus mencegah terjadinya money politics pada Pemilu 2014," ujar mantan aktivis ITB Moh Jumhur Hidayat ketika berbicara pada Muktamar ke-8 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di kampus Universitas Terbuka Tangerang, Selasa malam (4/6/2013).
Jumhur menuturkan, politisi berduit ini bisa cepat populer karena bisa membeli media tv dan media kampanye lainnya. Sementara politisi idealis memiliki keterbatasan finansial untuk memperkenalkan gagasan populis pro kerakyatan.
Dia mengungkapkan, orang yang seumur-umurnya berkhianat dan tidak peduli kepada rakyat dengan upaya manipulasi sistemik bisa jadi berkuasa. Sebaliknya, orang-orang yang idealis dan tidak bisa memperkenalkan dirinya kepada publik terancam tidak terpilih.
Jumhur yang kini menjabat sebagai Kepala BNP2TKI meminta mahasiswa untuk berada pada garis terdepan guna mencegah terus menerus berlangsungnya pembajakan demokrasi oleh kaum berduit dan berpengaruh.
Caranya, katanya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online, dengan jalan mulai selarang mengkampanyekan politik anti uang pada setap proses pemilihan anggota DPRD/DPR, Bupati, gubermur, hingga presiden.
"Mahasiswa harus bekerja membantu calon politisi idealis untuk memenangkan cita-cita politik mereka," pinta Jumhur, sambil mengatakan caranya bisa ditempuh dengan mengenalkan gagasan politik mereka kepada rakyat dalam setiap aktivitas mahasiswa.[ans]
KOMENTAR ANDA